MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengapresiasi kader Posyandu yang ikut berperan dalam terwujudnya zero cases stunting di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Hal itu dia ungkapkan saat menggelar Reses III Tahun 2022 bersama kader-kader Posyandu Kecamatan Singosari, Rabu lalu. Reses di Balai Desa Randuagung itu untuk memberikan edukasi terkait permasalahan stunting.
Menurut Untari, pada tahun 2021 setidaknya terdapat 4 wilayah desa/kelurahan di Singosari yang memiliki kasus stunting.
Dalam kesempatan kali ini, berdasarkan laporan Ketua Penggerak PKK setempat, Kecamatan Singosari telah berhasil mewujudkan zero cases stunting.
“Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya. Saya datang ke sini satu tahun yang lalu dalam kesempatan reses masih ada 4 desa yang terkena stunting,” beber Untari.
“Alhamdulillah Pak Bupati membuat kebijakan-kebijakan menggeruduk stunting, sehingga hari ini sudah hilang dan Singosari Zero Stunting,” sambung legislator DPRD Jatim dari Dapil Malang Raya tersebut.
Untari menyebutkan, penyebab utama permasalahan stunting adalah kebutuhan gizi anak yang belum terpenuhi. Dalam konteks ini, tahap kehamilan dan kelahiran pada seribu hari pertama, menjadi fase yang krusial dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Menurut Untari, ada beberapa cara untuk mencegah anak terkena stunting. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil.
Keluarga sebagai lingkungan terdekat, tutur Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut, harus memiliki kesadaran bahwa asupan gizi ibu hamil perlu diperhatikan.
“Bagaimana kemudian bangsa Indonesia bisa bangkit menjadi bangsa yang besar itu menjadi bagian yang tidaj terpisahkan dalam upaya membentuk generasi anak-anak kita untuk terbebas dari stunting,” ujarnya.
Oleh sebab itu, terang Untari, keluarga terutama ibu terkait pemahaman mengenai pemenuhan gizi anak menjadi faktor utama yang paling penting untuk bisa mengentaskan persoalan stunting. Bahkan tidak tanggung-tanggung dia menyebut bahwa perempuan adalah tiang negara.
“Perempuan adalah cagak negara. Semua urusan banyak melibatkan perempuan dalam penyelesaiannya. Artinya apa perempuan adalah tiangnya negara mulai dengan urusan stunting, gizi keluarga, pendidikan semua yang terlibat di dalamnya itu adalah perempuan,” tandas Untari.
Presiden Joko Widodo, sebutnya, dalam beberapa kesempatan sering berbicara mengenai ancaman resesi global yang diakibatkan oleh krisis energi dan konflik antara Rusia dan Ukraina tengah mengintai.
Untuk itu, dia mengajak kader-kader posyandu juga berperan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menguatkan ketahanan pangan nasional.
“Saya minta kepada kader Posyandu untuk mengampanyekan gerakan menanam tanaman subtitusi guna menguatkan ketahanan pangan di daerah ini,” tutupnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS