SURABAYA – Jajaran DPD PDI Perjuangan Jatim bersilaturahim dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di kantor PWNU, Sabtu (20/7/2019). Mereka membahas berbagai hal strategis yang bisa dikolaborasikan bersama ke depan.
Dari jajaran PWNU, di antaranya hadir Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur, Wakil Rais Syuriah KH Anwar Iskandar, Ketua Tanfidziyah KH Marzuki Mustamar, dan Sekretaris Prof Akh Muzakki.
Sedang dari pengurus PDI Perjuangan Jatim, di antaranya Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi, Sekretaris Sri Untari, Wakil Ketua Sonny T Danaparamita, dan Wakil Sekretaris SW Nugroho.
Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi mengatakan, silaturahim ini adalah bagian upaya PDIP memperkuat jalinan kebangsaan dengan seluruh elemen yang selama ini selalu setia menjaga NKRI dan ke-Bhinnekaan.
“Kebersatuan antara PDIP, NU dan berbagai elemen lainnya adalah kunci bagi tegaknya ke-Indonesiaan. Kita sepakat dua agenda besar yang akan kita perjuangkan, yaitu melawan radikalisme dan intoleransi serta memperkuat ekonomi wong cilik,” kata Kusnadi.
Politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini menambahkan, upaya memperjuangkan dua agenda itu dilakukan lewat kerja-kerja kader partai di legislatif maupun eksekutif. Juga lewat agenda kepartaian hingga ke kampung-kampung.
“Setelah sowan ke kiai-kiai NU, kami melanjutkan agenda silaturahim kebangsaan ini ke elemen masyarakat lainnya. Kita bersama terus meningkatkan kualitas peradaban Indonesia,” ujar Kusnadi.
Sementara itu, Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur mengatakan, antara NU dan PDIP Jatim sebenarnya mempunyai agenda perjuangan yang sama, terutama dalam dua hal. Pertama, menjaga ke-Indonesiaan. “Harus sama-sama bisa menangkal radikalisme,” kata pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri tersebut.
Agenda kedua adalah memperkuat ekonomi umat. Anggota NU dan PDIP sejatinya mempunyai irisan yang sama, yaitu mayoritas berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah atau kaum mustadh’afin. “Sehingga ke depan perlu program-program pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar menambahkan, saat ini dua hal tersebut, yaitu menangkal radikalisme dan peningkatan ekonomi umat adalah agenda yang harus diperjuangkan bersama. PDIP Jatim adalah mitra strategis bagi NU untuk memperjuangkan dua agenda kebangsaan itu.
“Sekarang ini penyebaran radikalisme cukup masif. Lewat media sosial, lembaga pendidikan, bahkan merambah birokrasi. Tentu kita harus sama-sama menjaga NKRI. NU dan PDIP satu frekuensi untuk menjaga keindonesiaan,” tegas pengasuh Ponpes Sabilurrosyad Malang ini.
Dia menambahkan, relasi NU dan kaum nasionalis sudah terjalin lama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
“Dalam mengambil keputusan atau menyikapi suatu fenomena, Bung Karno kerap sowan ke para ulama, kepada Mbah Hasyim Asyari (pendiri NU). Relasi religius nasionalis, nasionalis religius ini harus terus dipupuk untuk menjaga dan menyejahterakan bangsa,” tuturnya.
“Bahkan kalau dibutuhkan, kepengurusan PDIP bisa dari sosok-sosok NU,” imbuh Kyai Marzuki. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS