NGAWI – Lomba lari unik bertajuk Sawah Run Race sukses digelar di Desa Bintoyo, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Sabtu (12/7/2025). Ratusan peserta dari berbagai daerah antusias mengikuti ajang yang digelar di atas lumpur sawah ini, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Ngawi ke-667.
Tidak seperti lomba lari pada umumnya, lintasan Sawah Run Race disiapkan di lahan persawahan yang basah dengan kedalaman lumpur antara 20 hingga 30 sentimeter. Peserta ditantang untuk tetap seimbang dan cepat melaju menuju garis finis, meski harus bergelut dengan lumpur yang dalam.
Berbagai aksi lucu hingga dramatis pun terjadi sepanjang perlombaan. Tak sedikit peserta yang tergelincir di tengah lintasan, bahkan ada yang jatuh tepat sebelum menyentuh garis akhir. Namun suasana tetap meriah dengan dukungan penonton dan penampilan peserta yang mengenakan kostum nyeleneh, termasuk pakaian ala Arab Saudi lengkap dengan jubah dan sorban.
Perlombaan dibagi menjadi dua kategori, yaitu anak-anak dengan lintasan sejauh 50 meter dan dewasa sejauh 80 meter. Tercatat sebanyak 270 peserta ambil bagian, tidak hanya dari wilayah Ngawi, tetapi juga dari luar daerah seperti Magetan dan Bojonegoro.
Untuk memotivasi peserta, panitia menyediakan hadiah uang tunai jutaan rupiah serta medali kenang-kenangan bagi seluruh peserta.
“Seru banget! Meski belum menang, tetap happy bisa seru-seruan di atas lumpur,” ungkap Kuswanto, salah satu peserta dengan wajah penuh lumpur namun tersenyum lebar.
Peserta lainnya, Hasto, menyebut ajang ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menjadi cara yang unik dan berkesan untuk merayakan Hari Jadi Kabupaten Ngawi.

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme masyarakat. Ia menyebut Sawah Run Race sebagai bentuk kegembiraan rakyat yang selaras dengan tema Hari Jadi Ngawi tahun ini, Ngawi Tumbuh, Pangan Tangguh, Indonesia Emas.
“Kami ingin seluruh rangkaian kegiatan Hari Jadi berakar pada budaya agraris. Pertanian bukan hanya profesi, tapi juga identitas dan kekuatan daerah,” ujarnya.
Bupati Ony juga menekankan pentingnya menjadikan sektor pertanian sebagai fondasi pengembangan ekonomi kreatif, pariwisata, dan investasi demi kesejahteraan masyarakat.
“Kita juga ingin mendorong pertanian menjadi daya tarik wisata dan sumber inspirasi ekonomi kreatif,” tambahnya.
Bupati Kader PDI Perjuangan itu juga mengajak masyarakat untuk terus melestarikan tradisi agraris seperti methil, wiwitan, dan sedekah bumi sebagai bentuk syukur dan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.
“Semoga kemanfaatannya lebih bisa dirasakan, dan niat baik diijabah oleh Allah SWT,” pungkasnya. (and/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS