JAKARTA – Mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membagikan pengalamannya yang dinilai berhasil saat memimpin Banyuwangi melewati berbagai problematika ekonomi, termasuk pengembangan desa wisata.
Anas menyebut, poin utamanya adalah mendahulukan mana yang layak digarap lebih dulu.
“Jadi kan kita ini nggak mungkin semua desa digarap, pilih saja. Kalau saya selalu menggunakan skala prioritas. Kalau ada lima desa, ya yang lima itu saja disikat dulu, malah dulu saya garap tiga dulu. Yang paling siap mana, kadesnya yang paling oke, anak mudanya yang paling oke,” papar Anas.
Berbagi pengalaman itu dia paparkan di acara webinar Desa Wisata bertema “Hilirisasi Produk Agro Dari Desa Wisata Dalam Upaya Penciptaan Kemandirian Ekonomi Masyarakat”, yang digelar Bidang Pariwisata DPP PDI Perjuangan di kantor DPP, Kamis (12/8/2021).
Menurut Anas, dengan strategi seperti itu, pengembangan desa wisata bisa menjadi lebih fokus dan jelas. Dalam pengembangan tiap desa wisata pun, tiap detail seperti kebersihan dan kesehatan juga wajib diperhatikan.
“Waktu itu kita fokus, semua dinas adalah dinas pariwisata. Karena pariwisata bukan hanya dinas pariwisata, dinas kebersihan harus mensupport dinas pariwisata, kalau gak bersih gak bisa terbentuk. Dinas pendidikan menyiapkan talenta-talenta anak yang nari biar support pariwisata, dinas pertanian juga tanah-tanah yang kosong kemudian ditanami menjadi tempat-tempat yang menarik,” bebernya
Pendekatan intens ke desa-desa tertentu yang diutamakan, jelas Anas, mempermudah pengembangan desa wisata di Banyuwangi. Nantinya, pengembangan desa lainnya, akan lebih mudah dengan cara mencontoh dan berguru pada desa yang sudah berhasil.
Pada kesempatan tersebut, politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan, agar tetap mempertimbangkan pengendalian pandemi Covid dahulu, dengan vaksinasi sebelum menjalankan pengembangan desa wisata.
Selain Anas, webinar desa wisata ini juga dihadiri pembicara lainnya, seperti Wakil Direktur Utama PT. Garuda Indonesia Dony Oskaria, Ketua Dewan Penasehat Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Handaka Santosa.
Dony yang juga Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia ini di antaranya menyampaikan, terjadi perubahan tren yang luar biasa bahwa pasar industri pariwisata sekarang lebih condong ke alam dan desa dibanding kota besar.
“Orang mulai suka alam terbuka, orang tidak lagi hanya berpikir bahwa suatu pariwisata itu shopping atau atraksi-atraksi modern,” bebernya
Sedang Handaka Santosa mengatakan, yang bisa membuat desa wisata bertahan adalah keunikan, mempunyai produk unggulan, dan kenyamanan dari desa wisata itu sendiri.
Dia mempertegas, desa wisata ini bukan mengubah desa menjadi kota, justru salah satu tujuannya untuk menjaga budaya dan mempertahankan keunikan desa itu.
“Desa wisata ini merupakan satu hal yang menarik. Tren gaya hidup sekarang kembali ke desa. Jadi tepat sekali jika sekarang kita mengembangkan desa wisata dan ini salah satu fondasi untuk ekonomi dan pertumbuhan masyarakat yang sehat,” ujar Handaka.
Sementara itu, Ketua Bidang Pariwisata DPP PDI Perjuangan Wiryanti Sukamdani menjelaskan, melalui webinar ini diharapkan terjadi peningkatan praktik desa wisata yang berkualitas berdasarkan potensi alam, keanekaragaman budaya, dan kreatifitas masyarakatnya.
“Desa merupakan salah satu benteng pertahanan negara, bersama kita bangkitkan potensi desa wisata. Sekaligus mendukung program kedaulatan pangan di tanah air,” ungkapnya. (sani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS