
SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Puti Guntur Soekarno mengatakan, era digitalisasi menjadi tantangan tersendiri untuk tetap mempertahankan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Menurut Puti, anggota DPR punya andil besar untuk terlibat dalam penguatan kebangsaan terhadap generasi milenial. Karena itu, legislator dari dapil 1 Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo) ini pun mensosialisasikan keberagaman dan kebangsaan.
Hal itu dia lakukan dengan menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan terhadap generasi-generasi milenial. Sosialisasi di Surabaya itu diikuti anggota GMNI dan GSNI.
Cucu Presiden RI Pertama ini secara virtual memberikan motivasi tentang kebangsaan dan keberagaman di Indonesia, kemarin.
“Ada lima tantangan yang dihadapi dalam pengembangan empat pilar kebangsaan,” kata Puti Guntur Soekarno, dalam keterangannya kepada media ini, Sabtu (8/8/2020).
Menurutnya, lima tantangan tersebut, yakni Masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, serta Pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan.
Lalu Kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan, Kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa, dan juga Tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.
Tantangan lain yang tidak kalah pentingnya, urai Puti, adalah adanya pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Juga makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.

“Tantangan-tantangan ini harus kita hadapi supaya kita bisa menjadi negara yang kuat,” ujar Puti.
Sementara itu, Hadi Pranoto tokoh nasionalis yang menjadi pembicara dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI mengatakan, untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada, pemerintah harus serius untuk menuntaskannya.
Salah satu cara yang harus dilakukan pemerintah adalah membuat kurikulum resmi dengan memasukkan pendidikan Pancasila mulai dasar.
“Pemerintah harus membuat kurikulum khusus Pancasila. Ini upaya untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada,” katanya.
Dia minta, gerak cepat harus dilakukan supaya generasi milenial ini segera memahami tentang Pancasila. Sebab, kondisi bangsa ini sangat genting kalau dibiarkan terus menerus.
“Jangan sampai pilar-pilar bangsa ini terkoyak, segera buat kurikulim Pancasila untuk masuk ke dunia pendidikan,” terang dia.
Sementara itu, Staf Puti Guntur Soekarno, Aliyuddin yang menjadi moderator dalam Sosialisai 4 Pilar MPR RI mengakui adanya kekhawatiran kondisi bangsa.
Untuk itu, sosialisasi kebangsaan dilakukan untuk menguatkan generasi penerus bangsa, bagaimana pentingnya memahami seluruh aspek dalam bernegara.
“Ada juga yang menanyakan bagaimana menghadapi era digitalisasi ini. Milenial ini kan harus dihadapi dan diberi penjelasan dengan baik. Jangan sampai keliru dalam memberikan arahan,” tuturnya. (her)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS