Selasa
26 November 2024 | 6 : 26

Satgas Saber Pungli Sasar Aparat Pemerintah hingga Preman

pdip-jatim-pungli-ilustrasi

pdip-jatim-pungli-ilustrasiJAKARTA – Seskab Pramono Anung mengatakan, sasaran utama Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) adalah internal jajaran pemerintahan. Khususnya yang memberikan pelayanan publik.

“Tentunya ini berlaku bagi aparat di kejaksaan, kehakiman, kemudian di kepolisian, kementerian/lembaga (K/L) lainnya, imigrasi dan seterusnya,” kata Pramono Anung, di Gedung 3 Kemensetneg, Jakarta, kemarin.

Tidak kalah penting, kata Pramono, Satgas Saber Pungli akan menyasar orang-orang yang dianggap melakukan kerja sama antara aparat dengan para pelaku, yang biasa disebut apakah itu middle man, preman, markus, dan lain sebagainya.

“Jadi itu yang menjadi sasaran dari satgas yang dibentuk oleh Bapak Presiden yang disebut dengan saber pungli,” jelas mantan Sekjen PDI Perjuangan ini.

Saat ini, lanjut Pramono, pemerintah menyiapkan aturan main kelembagaan Satgas Saber Pungli dalam bentuk peraturan presiden (perpres). Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah memerintahkan Menko Polhukam dan Seskab untuk menyiapkan perpres tersebut.

Dia menambahkan, sebenarnya Satgas Saber Pungli ini melakukan penguatan dari lembaga-lembaga yang sudah ada. Sebab, baik kepolisian juga kejaksaan dan aparat-aparat lainnya, ketika menghadapi persoalan pungli ini memang diakui belum bisa secara maksimal.

“Karena itu perlu langkah-langkah terobosan, dan Presiden telah menginstruksikan kepada Menko Polhukam untuk secara rinci dan detil menyelesaikan itu,” ujar Pramono.

Terkait ini, pihaknya sudah mengadakan rapat dengan Menko Polhukam. Diharapkan pada pekan depan, baik wadah, bentuk struktur, orang Satgas Saber Pungli sudah bisa disampaikan kepada publik.

Menurut Pramono, Satgas Saber Pungli bersifat ad hoc, tidak permanen. Sebab, bagaimanapun juga pemerintah masih mempercayai lembaga-lembaga permanen itu masih sangat bisa mengatasi masalah ini.

Tetapi persoalannya, lanjut seskab yang akrab disapa Mas Pram ini, ada hal yang sudah berlangsung terlalu lama sehingga perlu ada shock therapy.

“Kami percaya bahwa untuk menyelesaikan persoalan yang sudah kronis di dalam sebuah K/L, tidak bisa dari internal K/L itu sendiri, harus ada terapi dari luar. Misalnya dari tim yang sudah dibentuk oleh Bapak Presiden ini,” papar Pramono.

Dia menegaskan, langkah pemerintah ini akan meningkatkan daya saing di dunia usaha. Sebab, selama ini semua orang mengeluh terutama para pelaku dunia usaha, dari waktu ke waktu pungli tidak turun. Sehingga biaya atau cost untuk itu relatif sangat mengganggu produktivitas.

“Makanya satgas ini dibuat, bersifat ad hoc, tidak permanen. Tapi diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan yang tentunya cukup keras untuk itu,” kata Mas Pram. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...