Selasa
13 Mei 2025 | 11 : 05

Sasa Dorong Kasus Pelecehan Seksual di Magetan Diproses Hukum

pdip-jatim-sasa-250321

MAGETAN – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami anak perempuan umur 14 tahun pelajar salah satu SMP di Sukomoro mendapat perhatian dari beberapa pihak. Hal ini terkait penyelesaian perkaranya diarahkan pada penyelesaian kekeluargaan/damai.

Salah satu yang menyoroti kasus ini adalah Diana AV, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Diana berpendapat, aparat sebaiknya tidak mendorong upaya damai untuk kasus-kasus pelecehan seksual. Karena pelecehan itu sendiri sudah perbuatan tidak menyenangkan. 

Apalagi bila diikuti tindakan menyakiti disertai ancaman. Levelnya sudah bukan pelecehan lagi, tapi kekerasan seksual. 

“Upaya damai hanya akan menambah multi trauma pada korban,” ungkap Sasa, sapaan akrab dari Diana AV.

Menurutnya, korban takut karena mendapatkan ancaman dari pelaku. Juga takut hal serupa terjadi lagi. Kebutuhan rasa aman ini, sebutnya, adalah hak asasi.

Sasa menambahkan, semakin banyak kasus-kasus pelecehan seksual, kekerasan seksual dipetieskan, diselesaikan di luar hukum, maka semakin besar potensi kasus serupa terjadi lagi. 

Pelaku tidak mendapat efek jera, pelaku berpikir toh bisa diselesaikan damai. Diulang lagi pun bisa damai lagi. Bisa cari korban lain. “Lingkaran setan jadinya,” ujar Sasa.

“Kalau ada alasan biaya besar untuk memproses jalur hukumnya yang memang sangat panjang, saya sadari hal itu adalah fakta lapangan. Namun sebagai aparat yang sudah digaji oleh negara dengan uang rakyat, apakah nuraninya tidak tersentuh untuk menyelamatkan rakyatnya yang diperlakukan seperti itu?” tambah dia. 

“Ayolah, kita bekerja sebagai abdi negara ini dengan hati. Kasihan korban. Jangan sampai ada korban lagi di kemudian hari karena kita ceroboh mengambil tindakan preventif. Hal itu menjadi salah satu alasan banyaknya kasus kekerasan seksual yang tidak terselesaikan secara hukum,” tuturnya.

Menurutnya, siapa pun bisa menjadi korban, namun jangan ada lagi korban kekerasan seksual tanpa keadilan. Jika negara tidak melindungi, sambungnya, lantas kepada siapa korban meminta perlindungan.

“Akhirnya demi keadilan semua kita dorong setiap kasus kekerasan atau pelecehan seksual diselesaikan dan diproses secara hukum. Korban harus benar benar mendapatkan keadilan,” pungkasnya. (rud)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Penuhi Permintaan Industri, Wabup Antok Jelaskan Program Pelatihan Kerja Pemkab untuk Lulusan SMA/SMK

NGAWI – Pemerintah Kabupaten Ngawi telah menyiapkan pelatihan kerja untuk lulusan SMA dan SMK. Hal itu disampaikan ...
KRONIK

Besok PUIC Resmi Dibuka, Puan Bangga Bisa Pertemukan Parlemen-parlemen Negara OKI

JAKARTA – Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang ...
KABAR CABANG

DPC Tulungagung Dampingi Sri Rahayu Monev Pembangunan Jembatan Gantung di Kecamatan Sendang

TULUNGAGUNG – Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung mendampingi Ketua ...
SEMENTARA ITU...

Bupati Ipuk Minta Calon Jemaah Haji Doakan Kesejahteraan Banyuwangi

BANYUWANGI – Sebanyak 752 calon jemaah haji (CJH) asal Banyuwangi dari kelompok terbang (kloter) 42 dan 43 resmi ...
SEMENTARA ITU...

Hidupkan Aktivitas Pasar Pon, Mas Ipin Gagas Dropship Mall

TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menggagas konsep Dropship Mall di Pasar Pon, Kelurahan ...
KRONIK

Bupati Sugiri Berencana Bangun Bukit Khotmil Quran, Konon Ada Gung Bersejarah

PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, berencana untuk membangun “Bukit Khotmil Quran” di Gunung Pringgitan, ...