SURABAYA – Tumpukan sampah di Pantai Bulak, kawasan Kenjeran, Surabaya beberapa hari lalu menjadi perhatian anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am. Masalah itu dia temukan saat menggelar reses di kawasan tersebut.
Setelah menerima keluhan warga, khususnya warga RT 02 RW 02, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, keesokan harinya Ghoni langsung bergerak cepat dengan mengecek lokasi, dan benar banyak sampah menumpuk.
“Sampahnya macam-macam, mulai dari sampah plastik, kain, dan banyak juga sampah kerang. Nah kalau sampah itu dibuang ke laut pasti ekosistemnya akan terganggu,” beber Ghoni, di Surabaya, Selasa (1/3/2022).
Mengingat mayoritas penduduk yang menjadi nelayan, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini pun sangat menyayangkan adanya tumpukan sampah tersebut. Sebab, sampah kerang bisa melukai nelayan yang hendak melaut.
“Kalau disitu banyak sampah apalagi sampah kerang, kalau orang mau melaut kan kena kakinya pasti luka. Makanya saya minta, disitu kan ada mesin penggilingan alat pencacah kerang harusnya dimaksimalkan. Kalau misal bermasalah harus dicek kendalanya apa, kalau ada masalah lapor,” tuturnya.
Untuk meminimalisir tumpukan sampah, Abdul Ghoni menyarankan agar sampah kerang ini bisa dimanfaatkan, dengan meleburnya untuk dijadikan pakan ternak. “Cangkang kerang mengandung kalsium tinggi, sangat baik untuk pakan ternak, juga untuk pakan ikan,” jelas Ghoni.
Usai mengecek lokasi, legislator yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini pun langsung lapor kepada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) setempat.
“Akhirnya ditindaklanjuti secara gotong royong, semua terlibat mulai dari DKRTH, satgas kebersihan, kelompok nelayan, dan warga,” bebernya. “Alhamdulillah sudah bersih sekarang,” imbuh Ghoni.
Pihaknya bakal terus memantau perkembangan masalah tersebut. Selain itu, Ghoni juga akan memberi bak sampah besar agar warga sekitar tidak membuang sampah sembarangan ke laut.
Dia juga ingin alat untuk mengelola limbah kulit kerang bisa dimanfaatkan secara ekonomi oleh nelayan sebagai penghasilan tambahan.
Terkait itu, Ghoni berharap ada pihak yang bersedia turut serta bersama Pemerintah Kota Surabaya mencarikan solusi limbah tersebut. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS