Jumat
24 Oktober 2025 | 12 : 18

Risma Siapkan Layanan Kemoterapi hingga Dokter Spesialis di Kabupaten-Kota se-Jatim

pdip-jatim-240927-RGH-rakerdasus-3

SURABAYA – Calon Gubernur Tri Rismaharini menyoroti tingginya ketimpangan akses kesehatan bagi masyarakat Jawa Timur yang tinggal di daerah.

“Kami banyak mendapat keluhan tentang ketiadaan fasilitas kemoterapi di daerah. Mereka penyintas kanker harus menuju kota besar seperti Surabaya untuk mendapat layanan kesehatan,” katanya saat memaparkan visi misi di Rakerdasus PDI Perjuangan Jatim di Surabaya, Kamis (26/9/2024).

Mantan Menteri Sosial itu pun menjelaskan, para pasien dan keluarga harus mengeluarkan biaya ekstra baik untuk transportasi dan penginapan. Sedangkan, kebanyakan mereka untuk membayar terapinya saja sudah tidak mampu.

Risma menawarkan solusi untuk pemerataan akses kesehatan di Jawa Timur terutama di daerah pinggiran dan kepulauan seperti Gresik dan Madura.

“Karena itu, nanti kalau kita diberi amanah memimpin Jatim kita akan bangun untuk kemoterapi di tiap daerah jadi ga perlu lagi datang ke Surabaya tapi cukup datang di daerah,” katanya.

Bukan hanya pemerataan layanan kemoterapi, Risma pun akan mendatangkan tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis untuk turun ke daerah-daerah agar memantau kesehatan masyarakat secara lebih intens.

“Jadi misalkan minggu ini di Kabupaten Nganjuk itu ada layanan visit dokter spesialis penyakit kulit. Itu kita akan turunkan,” paparnya.

Hal ini dilakukan Risma sebab persebaran dokter spesialis yang tidak merata di daerah-daerah sehingga tidak semua pasien bisa terfasilitasi.

“Pernah ada saya tangani itu di Sumenep. Dia menunggu dokter spesialis yang ternyata tidak ada. Akhirnya saya bawa ke Surabaya. Padahal dia sudah 10 jam naik kapal,” ungkapnya.

Risma mengaku memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam aspek kesehatan di wilayah Jawa Timur. (Baca juga: Risma-Gus Hans Bakal Wujudkan Jawa Timur Bebas Pungli dan Ekonomi Pro Rakyat)

Pasalnya, Jatim menduduki peringkat teratas dengan kasus kebutaan, Kusta dan TBC se Indonesia.

“Kasus tertinggi salah satunya disebabkan karena keterlambatan penanganan. Faktornya berlapis, termasuk ketidakmerataan akses layanan kesehatan di daerah-daerah,” pungkasnya. (nia/pr)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Bupati Rijanto: Dunia Digital Harus Jadi Ladang Dakwah Baru bagi Para Santri

BLITAR – Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di Kabupaten Blitar berlangsung khidmat di Alon-Alon Kanigoro, ...
LEGISLATIF

Hari Santri Nasional, Ina Ammania Ajak Santri Melek Teknologi sebagai Sarana Berdakwah

BANYUWANGI – Momentum Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025 merupakan momentum penting untuk menengok kembali ...
LEGISLATIF

Salah Satu Wakilnya Tersangkut Masalah Hukum, Widarto: Kinerja DPRD Jember Masih Normal

JEMBER – Penetapan status tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember terhadap salah satu Wakil Ketua DPRD ...
LEGISLATIF

Budi Wahono Realisasikan Aspirasi Warga, Jalan Desa Bacem Kini Mulus Dihotmix

MADIUN — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Madiun, Budi Wahono, terus membuktikan komitmennya dalam ...
LEGISLATIF

Candra: Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi Melegakan Petani

JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengatakan, kebijakan pemerintah pusat menurunkan harga pupuk ...
SEMENTARA ITU...

GOW Gelar Gebyar Wirausaha Perempuan, Eri Cahyadi Berharap UMKM Naik Kelas

SURABAYA – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya kembali menggelar Gebyar Wirausaha Perempuan 2025 yang ...