SURABAYA– Wali Kota Tri Rismaharini angkat bicara menyikapi statemen Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama perihal pembangunan pedestrian di Surabaya. Komentar Ahok, bahwa keberhasilan pembangunan pedestrian di Surabaya hanya sebatas Jakarta Selatan.
“Kalau ngomong harus pakai data. Saya kalau ngomong selalu pakai data. Bukan berarti saya sombong, tapi saya enggak mau kalau Surabaya itu dibandingkan terus. Saya paham, dia lebih besar, dia gubernur, saya wali kota. Tapi janganlah berbuat sampai warga Surabaya marah,” tandas Risma, kemarin.
“Aku juga warga Surabaya yang punya harga diri. Aku lihatkan datanya ya, luas Surabaya itu 374 kilometer persegi. Sedangkan Jakarta itu hanya 661,5 kilometer persegi. Surabaya itu separo lebih dibandingkan Jakarta,” tambahnya.
Pernyataan Ahok itu, sebut Risma, secara tidak langsung telah menghina dan merendahkan harga diri warga Surabaya.
Dia mengaku bingung mengapa Ahok sering menyebut Kota Surabaya seakan tidak bisa dibandingkan dengan Jakarta. Padahal, sejauh ini Risma tidak pernah membandingkan Surabaya dengan kota-kota lain.
Dia menjelaskan, Surabaya sangat berbeda dengan Jakarta Selatan. Bahkan bila dibagi rata enam wilayah Jakarta, maka Jakarta Selatan luasnya hanya sekitar 120 kilometer persegi.
Selain luasan wilayah, Risma juga mengatakan, bahwa di Kota Pahlawan dia seorang diri menjabat sebagai wali kota. Sedangkan di Jakarta, Ahok dibantu lima wali kota dan satu bupati.
Sementara itu, untuk anggaran belanjanya pun juga memiliki perbedaan yang jauh, bila di Kota Surabaya sebesar Rp 7,9 trilliun dengan total penduduk sebanyak 2,9 juta. Sedangkan Jakarta anggaran belanjanya sebesar Rp 64 trilliun dengan total penduduk 10 juta orang.
Menurutnya, hal ini bukan masalah pencalonan gubernur atau tidak. “Tapi kalau begini saya jadi harus ngomong. Kenapa Surabaya diserang terus. Kalau warga Surabaya marah, bahaya. Makanya putuskan komentar lebih dulu,” kata Risma.
Persaingan pilgub DKI Jakarta menurut Risma, tidak sepatutnya mencatut nama Kota Surabaya. Terlebih dengan mencecar Risma dari banyak aspek seperti saat ini.
Bahkan Risma juga mengatakan seharusnya Ahok tidak perlu kuatir dan takut kalah. “Aku salah apa, warga Surabaya salah apa. Nggak usah takutlah Pak Ahok. Wong beliaunya itu incumbent,” terang Risma.
Risma pun melanjutkan, mengenai pedestrian yang dimiliki Surabaya, itu bukan sekadar pedestrian biasa. Melainkan trotoar yang mahal dengan fasilitas box culvert yang berfungsi sebagai saluran air.
Selain itu, masih ada program yang patut dibanggakan, seperti pendidikan dan kesehatan gratis. Mobil jenazah dan ambulans pun sedia 24 jam gratis untuk warga tidak mampu.
Bahkan, Risma meyebutkan bila Kota Surabaya juga memberi makan pada lansia dan orang cacat. Ini merupakan bukti bahwa Surabaya tidak layak direndahkan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS