SURABAYA – DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya menilai wajar soal adanya harapan masyarakat yang menginginkan Wali Kota Tri Rismaharini menjadi Calon Gubernur Jatim di Pilkada 2018.
Namun untuk soal itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, Pilgub Jatim masih jauh.
Pun DPD PDI Perjuangan Jatim belum mengumumkan apa pun terkait itu. “Normalnya akan didahului dengan penjaringan dan penyaringan calon-calon,” kata Adi Sutarwijono, Rabu (1/2/2017).
Menurutnya, di PDI Perjuangan mekanisme organisasi dijalankan dahulu, baru kemudian diambil keputusan. Bukan sebaliknya, keputusan dulu, baru mekanisme kemudian. “Ini tidak dikenal di PDIP,” ujar Awi, sapaan akrabnya.
Namun, pihaknya mendengar arus isu yang berkembang sejumlah nama bermunculan. Di antaranya bakal-bakal calon itu berasal dari bupati/wali kota yang dianggap berhasil dan telah memimpin dengan baik di periode ke-dua.
“Itu wajar karena akselerasi karir lebih lanjut dari kader-kader PDIP yang ditugaskan di pemerintahan,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga mendengar kabar jika Tri Rismaharini diunggulkan dalam rencana kontestasi itu karena rekam jejak pemerintahan di Kota Surabaya sangat baik.
Pada Pilkada 2015, jelas Awi, Risma meraih suara 86,3 persen. “Suatu dukungan publik yang sangat mutlak bagi Bu Risma. Dan, di periode pemerintahan ke-2 ini, perseneleng Bu Risma makin kencang dalam memimpin Kota Surabaya,” ujarnya.
Dia mengatakan, popularitas Risma tinggi, begitu juga dengan tingkat keterpilihannya. Hal itu bisa dilihat dalam kontestasi Pilgub DKI yang lalu, di mana popularitas Bu Risma terus meningkat hingga kabarnya mencapai 34 persen. Sebelum akhirnya PDIP memutuskan untuk mengajukan pasangan Ahok-Djarot di Jakarta.
“Biasanya di PDIP dijalankan survei terlebih dahulu. Ini untuk mengetahui popularitas dan keterpilihan calon-calon. Ada baiknya metode itu dijalankan lebih dahulu sebelum akhirnya diambil keputusan final. Ini hanya saran saya saja,” ucap Awi.
Sejauh ini, sebut politisi yang juga Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini, Risma belum pernah mengajak bicara PDIP terkait kontestasi Pilgub Jawa Timur. Karakter Risma, terangnya, memang tidak mau meminta-minta jabatan.
“Hari-harinya dihabiskan untuk bekerja di pemerintahan. Karena dalam konsepsi Bu Risma, jabatan itu adalah amanah. Tentang tugas-tugas di masa depan, Bu Risma tidak pernah memikirkan. Tugas-tugas hari ini, dikerjakan habis-habisan. Ibarat pepatah, biji yang baik bakal jatuh di tempat yang baik,” paparnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS