KEDIRI – Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur Wara Sundari Renny Pramana sangat mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita, Kediri. Yakni memberi pelatihan dan keterampilan bagi 30 perempuan kategori wanita rawan sosial ekonomi serta mantan PSK eks lokalisasi Guyangan Nganjuk.
“Memang baru pertama kita hadir disini, dan saya orang Kediri juga baru tahu. Saya sangat mengapresiasi. Pelatihan ini sangat dibutuhkan anak anak muda tersebut, agar punya keterampilan. Karena lulus sekolah pun belum tentu mereka punya keahlian,” ungkap Renny, saat menghadiri penutupan pelatihan, Selasa (6/4/2021).
“Setelah dilatih mereka punya keahlian khusus, ada tata boga , potong rambut, kecantikan dan menjahit. Mudah mudahan mereka sukses dengan bakat kealihan yang ditekuni,” harap legislator yang juga Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
Selain mengapresiasi kegiatan tersebut, Renny juga memotivasi mereka yang sudah mengikuti pelatihan untuk terus berkarya dan patang berputus asa. Mantan Ketua DPRD Kota Kediri ini pun berbagi pengalaman mengenai kariernya yang ia rintis mulai dari mengikuti organisasi hingga menjadi anggota dewan.
“Melakukan sesuatu harus berdasarkan keyakinan, yakin saya akan menjadi sesuatu yang membanggakan bagi keluarga besar. Disamping saya berupaya, tidak lupa, saya juga berdoa. Karena doa itu menuntun untuk meraih cita cita . Alhamdulilah ketika berproses 10 tahun di organisasi yang saya ikuti, saya akhirnya terpilih menjadi Ketua DPRD pertama perempuan,” tuturnya.
Pihaknya akan ikut mendorong Dinas Sosial mewujudkan pemberian bantuan berupa alat piranti yang bisa menunjang mereka agar tetap bisa berkarya .
Para perempuan yang menikuti pelatihan UPT Rehabilitasi Sosial milik Pemprov Jatim ini tergolong masih usia produktif. Mereka mendapat pelatihan dan keterampilan selama 4 bulan.

“Yang mengikuti pelatihan 30 orang, sebenarnya kapasitas kami 60. Karena pandemi kita batasi hanya 30 orang,” terang Kepala UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita Lestari, Indriyani.
Pelatihan yang diberikan antara lain, tata boga, tata rias wajah , tata rias rambut dan tata busana. Peserta yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai daerah mencakup wilayah Nganjuk, Kediri, Blitar dan Malang .
“Mereka ini ada WRSE (wanita rawan sosial ekonomi) dan juga hasil razia di Nganjuk Guyangan (eks lokalisasi). Kalau WRSE mereka yang menjurus ke sana (belum jadi PSK). Kalau yang lain lain mereka dari Nganjuk Guyangan, mereka ada di lokalisasi,” terangnya.
Khusus yang wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 18 orang. Mereka ini dibawa oleh dinas sosial masing masing daerah melalui proses seleksi terlebih dahulu, sebelum diantar ke UPT Rehabilitasi Sosial Provinsi Jawa Timur untuk diberikan pembekalan pelatihan sekaligus keterampilan.
Selama 4 bulan, mereka dinilai sudah berhasil mengimplementasikan keterampilan yang sudah didapat, dalam bentuk sebuah karya antara lain membuat kue kering untuk persiapan Lebaran, serta produk tas. “Pada saat pelatihan kami tetap menerapkan protokol kesehatan, karena masih dalam masa pandemi,” ungkap Indriyani.
Setelah pelatihan resmi ditutup hari ini, mereka akan dikembalikan ke daerah masing masing dan mendapatkan bantuan berupa barang stimulan sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki. Bantuan sosial akan diterimakan pada tri wulan ke 4, setelah PAK .
‘Jadi kemungkinan bulan Oktober – November baru mereka terima,” pungkasnya. (putera)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS