Selasa
26 November 2024 | 12 : 31

Puti Hadiri Sarasehan Kebangsaan, Basarah Beber Sejarah Pancasila

pdip-jatim-sarasehan1

SURABAYA – Masa tenang Pilkada Jawa Timur tidak membuat Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno berhenti beraktivitas. Seperti pada Senin (25/6/2018), Puti mendatangi acara Sarasehan Kebangsaan di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya.

“Mbak Puti datang sebagai cucu Bung Karno, beliau mengaku sangat senang dengan sarasehan yang kami lakukan ini,” kata Rita Wahyu, Sekretaris Event Sarasehan Kebangsaan Dirgahayu 639 tahun Bhinneka Tunggal Ika dan Bulan Soekarno.

Rita mengatakan, acara ini sangat luar biasa. Berbagai elemen datang untuk meramaikan Sarasehan Kebangsaan.

Bahkan, elemen-elemen dari beberapa daerah di Jawa Timur sengaja datang untuk mengetahui tentang sejarah Soekarno secara utuh. Karena banyak sejarah yang dibelokkan dan menghilangkan perjuangan Soekarno.

“Sekarang kan sudah jelas, bagaimana sejarah dibelokkan pada masa orde baru,” ujarnya.

Saat ini, ada perkembangan yang menegaskan kalau Soekarno merupakan Proklamator, juga penggali Pancasila. Dasar negara yang menganut prinsip ketuhanan sebagai butir dalam Pancasila.

“Kita negara berketuhanan, prinsip itu keluar dari Bung Karno. Kita semakin yakin Bung Karno menyerahkan semuanya untuk Indonesia,” terang Rita juga aktivis Barisan Soekarno Jawa Timur.

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengatakan, dalam kajian yang dia lakukan, ada upaya pembelokkan pencetus Pancasila.

Untuk itu, kata Basarah, dalam sarasehan kali ini semua harus jelas, bagaimana upaya orde baru yang ingin menghilangkan peran Soekarno dalam menggali dan mencetuskan Pancasila.

“Saya berani mempertanggungjawabkan apa yang saya bicarakan. Ini bukan kampanye karena saya sudah dipesan untuk tidak kampanye. Namun demi Pancasila, saya tegaskan orde baru mencoba mengalihkan atau membelokkan sejarah,” tegasnya.

Basarah menuturkan, dulu dalam sidang BPUPKI, Soekarno memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh RI untuk menyampaikan landasan yang pantas untuk dipergunakan bagi Negara.

Soekarno memilih mengambil kesempatan terakhir, tanpa ada catatan Soekarno menegaskan kalau landasan Negara Indonesia adalah Pancasila. “Bung Karno juga minta pendapat kiai-kiai dalam menentukan landasan negara,” ungkap dia.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sarasehan kebangsaan ini sangat berarti untuk kemajuan bangsa.

Dia menegaskan rela mengorbankan jiwanya untuk Surabaya, karena keutuhan Negara sangat berarti. “Bung Karno saja mau merelakan jiwanya, masa kita tidak mau,” ujarnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...