JAKARTA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Nusyirwan Soejono memuji kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk memacu proyek transportasi massal. Keseriusan pemerintah itu ditunjukkan dengan peresmian bor Antareja untuk menuntaskan proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta.
Nusyirwan mengatakan, proyek MRT untuk moda transportasi massal di ibukota itu sudah ditunggu lebih dari seperempat abad. Sebab, perencanaannya sudah ada dalam tata ruang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 1985.
Namun, realisasinya ternyata baru bisa dilakukan di era Presiden Jokowi, dan sekarang prosesnya sudah pada tahap pengeboran. “Ini adalah langkah berani,” kata Nusyirwan, Senin (21/9/2015).
Anggota Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur dan perhubungan itu mengungkapkan, selama ini memang banyak kendala dan hambatan dalam mewujudkan MRT. Kendalanya bukan hanya dalam hal pembiayaan dan pembebasan lahan, tetapi juga perizinan.
Dia tak menampik bahwa selama proyek pengerjaan MRT juga akan ada imbas lainnya. Terutama kemacetan di Jakarta akan bertambah.
Namun, kata Nusyirwan, ketika proyek MRT tuntas dan mulai beroperasi dalam dua tahun mendatang, maka Jakarta memiliki transportasi publik murah yang bisa diandalkan. “Proyek ini memang membutuhkan pengorbanan rakyat karena kemacetan bertambah. Tapi dua tahun lagi ada transportasi publik yang andal,” ucapnya.
Oleh karena itu, Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengapresiasi keberanian Jokowi untuk mempercepat proyek MRT dengan memulai pengeboran bawah tanah dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI. Menurut Nusyirwan, proyek MRT merupakan harapan akan transportasi publik yang modern dan layak di Jakarta.
Selain itu, nantinya MRT juga akan dipadukan dengan moda transportasi lain seperti light rail transit (LRT). “Memang harus ada yang berani memulainya,” katanya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah meresmikan pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah proyek MRT Jakarta, di dekat patung Api Nan Tak Kunjung Padam di kawasan Senayan, pada Senin (21/9/2015) pagi.
Jokowi memberi nama mesin bor ini Antareja, tokoh pewayangan yang bisa menembus bumi. Mesin berdiameter 6,7 meter dan berat 323 ton itu akan menggangsir bumi untuk membuat jalur MRT dalam tanah dari Patung Pemuda, di kawasan Senayan, hingga kawasan Setia Budi, Kuningan, Jakarta.
Pengeboran bawah tanah proyek MRT ini akan berlangsung selama 24 jam setiap harinya dengan kecepatan delapan meter per hari, dan rencananya akan berlangsung hingga Desember 2016.
Dalam keterangan persnya, PT MRT Jakarta menyebutkan, proyek MRT Jakarta koridor selatan–utara terbagi dalam dua fase. Fase pertama menghubungkan Lebak Bulus–Bundaran HI, sedangkan fase kedua akan menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Kampung Bandan.
PT MRT membutuhkan empat mesin bor untuk membangun enam stasiun bawah tanah di Jakarta. Stasiun bawah tanah MRT yang akan dibangun antara lain Stasiun Bunderan Hotel Indonesia, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora dan Bundaran Senayan. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS