KOTA BLITAR – Perkembangan pesat teknologi digital “melahirkan” anak-anak generasi stroberi, cerdas namun rapuh. Prihatin dengan kondisi itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Erma Susanti menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan untuk para ibu sebagai penjaga ketahanan keluarga.
Acara dilaksanakan di Hotel Puri Perdana, Kota Blitar, Sabtu (18/12/2021).
Tampak hadir Anggota DPR RI, Sri Rahayu; Ketua DPC PDIP Kota Blitar, Syahrul Alim; Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar, Suwito Saren dan pengurus perempuan PDI Perjuangan se-Blitar Raya.
Erma mengatakan, kegiatan sosialisasi ini selain menyongsong peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2021, juga merupakan wadah konsolidasi partai, khususnya bagi kader perempuan.
Menurutnya, kader perempuan harus dapat menyadari dan mengetahui tentang persoalan-persoalan kebangsaan.
“Saat ini kita dihadapkan dengan persoalan-persoalan kebangsaan, salah satunya adalah liberalisasi yang kaitannya dengan disrupsi ekonomi dan society 5.0,” kata Erma.
Oleh karena itu, jika tidak kita sikapi dengan baik maka perempuan hanya akan menjadi korban atau pasar saja,” imbuh legislator Banteng ini.
Dia menjelaskan, kondisi itu terjadi akibat banyak dari perempuan yang masih gagap dengan teknologi.
Termasuk adanya teknologi informasi yang luar biasa, namun tidak dapat dioptimalkan dengan baik oleh para perempuan.
Erma menilai selama ini para perempuan hanya memanfaatkan teknologi informasi untuk hal-hal yang bersifat komsumtif.
Di bagian lain, lanjut dia, kondisi atau fakta sosial di mana banyak dari anak-anak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual itu disebabkan dari kurangnya pemahaman tentang berbangsa, sehingga memiliki mental yang lemah.
“Tidak adanya pemahaman yang cukup menyebabkan anak-anak perempuan menjadi generasi stroberi, itu menjadi rentan dengan kekerasan dan tantangan di luar lainnya,” jelasnya.
Oleh karenanya, dalam kesempatan ini Erma mendorong Kader Pengurus Perempuan PDI Perjuangan yang di dominasi oleh kaum ibu-ibu harus tanggap dengan persoalan terkait.
Salah satu cara mengantisipasi hal itu, sebut Erma adalah dengan menanamkan dan membumikan nilai-nilai Pancasila di lingkup terdekat dan terkecil, yaitu keluarga.
“Titik tumpu ketahanan keluarga itu terletak pada sosok seorang ibu. Untuk itu saya minta seluruh kader perempuan PDI Perjuangan dapat secara optimal sebagai agen mengoperasikan nilai-nilai Pancasila kepada keluarga,” pinta Erma.
“Sehingga secara tidak langsung nilai-nilai Pancasila itu dapat terimplementasi dengan baik dalam bernegara maupun kehidupan sehari-hari,” tandas dia. (arif/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS