JAKARTA – Presiden Joko Widodo kembali menegaskan pentingnya peran negara dan masyarakat terhadap pemberantasan narkoba.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016 di Lapangan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta, Minggu (26/6/2016).
Jokowi mengatakan, prevalensi pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,1 juta orang. Sedangkan, angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba setiap harinya mencapai 40-50 orang perhari.
“Belum lagi kerugian akibat belanja narkoba, biaya rehabilitasi, dan barang yang dicuri,” kata Jokowi.
Kasus peredaran narkoba yang terjadi saat ini tak hanya di tingkat kota, melainkan telah mencapai wilayah pedesaan.
Ironisnya, kata Presiden, kasus narkoba tak hanya menyentuh orang dewasa saja, melainkan juga anak-anak usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, para pengedar narkoba kini semakin cerdas mengelabui aparat dalam mengedarkan narkoba.
Mereka tidak mengedarkan barang haram itu sendiri, melainkan memanfaatkan orang yang relatif tidak dicurigai seperti wanita dan anak-anak.
“Dan ada modus baru menggunakan mainan anak, atau kaki palsu. Semua harus dilawan, tidak bisa didiamkan lagi. Kita harus tegas berantas narkoba,” tegas Jokowi.
Jokowi pun meminta agar aparat kepolisian dan Badan Narkotika Nasional mengambil langkah tegas terhadap setiap pengedar narkoba.
Langkah tegas itu tak hanya harus dilaksanakan di tingkat pusat tetapi juga di level daerah. Selain itu, aparat juga diminta tidak pandang bulu terhadap pelaku pengedar narkoba. Menurut dia, pengedar besar maupun kecil sama saja.
“Kejar mereka, hajar mereka, hantam mereka. Kalau UU membolehkan, dor mereka,” tandasnya. (kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS