PONOROGO – Kabupaten Ponorogo kembali tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dua penghargaan diraih oleh Kota Reog dalam dua hari berturut-turut. Yang pertama, penampilan 2.022 Bujangganong yang berkolaborasi dengan 100 penari sufi yang diselenggarakan pada Selasa, (9/8/2022) di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Jendral Sudirman.
Yang kedua, pagelaran Reog Obyok sebanyak 312 grup yang diadakan di tempat yang sama, Rabu (10/8/2022). Keduanya merupakan rangkaian Grebeg Suro dan Hari Jadi ke-526 Kabupaten Ponorogo.
Ribuan bujangganong yang terdiri atas pelajar SD-SMP itu menorehkan MURI yang ke 10.468. Sementara Reog Obyok menorehkan MURI yang ke 10.469. Dua hal tersebut merupakan ke-14 dan ke-15 bagi Ponorogo untuk tercatat di MURI besutan Jaya Suprana itu.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengungkapkan ide kolaborasi Bujangganong dan Tari Sufi memiliki filosofi tersendiri. Selain menunjukkan Ponorogo sebagai kota budaya dan santri, juga kedua tari tersebut sama-sama mengandung unsur sufisme.

“Pagelaran ini merupakan jawaban tantangan dari masyarakat bagaimana mengolaborasikan antara seni budaya dan santri. Filosofi penari bertopeng (bujangganong) ini adalah dia menari dengan indah sebagai karya budaya Jawa, tanpa ingin memamerkan dia sebenarnya di balik topeng itu. Sedangkan Sufi yang berputar-putar adalah sebagai upaya bermunajat kepada Yang Maha Kuasa,” terangnya di sela-sela pagelaran.
Sementara terkait Reog Obyok baru kali ini tampil di event Grebeg Suro. Awalnya hanya diikuti 307 grup namun akhirnya bertambah jadi 312 grup. Menurut Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, Reog Obyok adalah bentuk evolusi pertunjukan reog dengan model reog kerakyatan.
“Budaya reog ini ada yang koreografinya model Bantarangin, yang seperti pas festival FNRP itu. Ada juga yang model Klonosewandono, Suryongalam. Ada yang evolusi Reog Obyok atau reog kerakyatan,” jelas Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu.

Ia berharap, Reog Obyok akan terus diwariskan oleh generasi muda. Transmisi budaya dan kaderisasi di Ponorogo berjalan, tidak terhambat sama sekali. Dengan demikian, ke depan tak akan terhenti, akan langgeng dan abadi.
Sementara itu, Sri Widayati, selaku perwakilan dari MURI, mengaku takjub dengan rekor yang berkali-kali diraih oleh Ponorogo. Ia juga mengapresiasi apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dalam nguri-nguri budaya.
“Kabupaten Ponorogo luar biasa semangatnya dalam nguri-nguri budaya yang dimiliki oleh Pemkab Ponorogo. Semoga kegiatan ini memberikan inspirasi dan selalu menggelorakan semangat kebanggaan nasional,” tuturnya.
Perlu diketahui, dua pagelaran tersebut sukses menyedot antusiasme masyarakat. Bahkan, ada warga Korea Selatan yang datang khusus untuk menyaksikan pagelaran itu. (jrs/set)
 
                         
         
         
         
             
             
             
             
             
             
                     
                     
                    