SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi mengharapkan Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS) memiliki peranan besar dalam upaya mengendalikan inflasi dan harga bahan pokok di Kota Pahlawan.
“Jadi syukur alhamdulillah, hari ini pasar induk sudah dibuka di Sidotopo. Harapan kita bersama adalah harga bisa distabilkan,” kata Eri Cahyadi, saat meresmikan PISS, dilansir dari Antara, Rabu (15/2/23023).
Menurut dia, nantinya pemenuhan dan penentuan harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan komoditi lainnya bisa diselaraskan melalui pasar induk ini.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu menambahkan kelangkaan bahan pokok ke depannya bisa diminimalisir.
Bahkan potensi harga akan naik pun bisa ditekan. Sebab, harga dan ketersediaan komoditi bakal ditetapkan dan disediakan di pasar induk.
Sehingga, lanjut dia, ketika ada pergerakan harga yang mulai merangkak naik, pemerintah menurut bisa segera melakukan intervensi melalui pasar induk ini.
“Contohnya seperti beras, minyakita itu tidak akan terjadi hilang di pasaran atau harga naik. Sama juga halnya cabe. Harga cabe di setiap pasar itu bisa sama. Karena membelinya di tempat yang sama dengan harga yang sudah ditetapkan,” jelasnya.
Ditanya perihal angka inflasi Surabaya yang saat ini sedang naik, Eri Cahyadi mengaku hal itu bukan dari bahan pokok.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, ada beberapa aspek yang bisa saja mempengaruhi seperti halnya sektor pendidikan dan kebutuhan lainnya.
Seperti tahun kemarin, sebut Cak Eri, angkanya mencapai empat koma sekian itu bukan karena bahan pokok. Tapi karena pendidikan.
“Bulan Juli inflasi naik waktu bayar sekolah. Bukan bahan pokok. Kalau yang menyebabkan naik ini pendidikan, kita tidak bisa apa-apa. Kalau holtikultura, ini ada stakeholder terkait yang bisa bantu kita menjaga (stabilitasnya),” sebut dia.
Sementara itu, Direktur PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyopranoto menyampaikan, nantinya bakal ada 800 pedagang yang bakal buka lapak di PISS.
Pasar induk itu menurutnya bakal menyediakan seluruh komoditi mulai dari sayur dan buah, hingga arahan wali kota seperti beras dan minyak goreng.
“Kami menyediakan untuk 800 pedagang dengan 1.500 lapak. Semua (komoditi) ada lengkap semua. Kemudian sarana prasarana juga lengkap mulai dari musholla hingga toilet,” beber Hartono.
Selain menyediakan komoditi lengkap, pasar dengan luasan 3,4 hektare itu nantinya juga bakal memberdayakan warga sekitar secara bertahap. Saat ini saja, Hartono menyebut, sudah ada sekira 20 pekerja di sana yang berasal dari warga sekitar pasar.
“Nanti ini pasti akan berkembang (jumlahnya). Karena saat ini kan yang efektif operasional baru berapa persen. Sebetulnya sudah ada banyak yang pesan (pedagangnya). Tapi masih operasi di pasar lain. Jadi nanti pasti berkembang,” terang dia. (dhani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS