JAKARTA – PDI Perjuangan tidak akan terburu-buru membidik tokoh tertentu untuk diusung maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur 2018, seperti yang ditunjukkan beberapa parpol akhir-akhir ini.
“PDI Perjuangan tidak sekedar ‘mengklaim’ untuk mencalonkan seseorang. Ada mekanisme dan prosedur yang dilalui,” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, kemarin.
Dia menyatakan, PDIP ogah latah bersikap untuk Pilgub Jatim karena mekanisme dan prosedur politik perlu dilakukan sebagai tahap penjaringan dan penyaringan terhadap nama-nama yang dinilai mumpuni untuk diusung sebagai calon.
“PDI Perjuangan pun dalam proses penjaringan terbuka pada figur-figur yang mempunyai track record baik dan tingkat penerimaan publik yang tinggi di masyarakat, baik kader maupun non kader partai,” ujarnya.
Proses penjaringan nama kandidat yang diusung untuk Pilgub Jatim, dimulai usai perhelatan putaran dua Pilkada DKI Jakarta.
Menurut Andreas, untuk Pilgub Jatim nantinya akan dibuka penjaringan melalui jalur DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Setelah proses penjaringan, DPD Jatim akan berkoordinasi dengan DPP untuk menyaring kandidat.
“Biasanya, proses seperti itu. Tetapi, keputusan akan menjadi masukan DPP kepada ketum yang diolah menjadi pertimbangan,” lanjut anggota Komisi I DPR RI itu.
Meski Pilkada Jatim masih dihelat Juni tahun depan, namun PDIP sudah memanaskan mesin partai sebagai persiapan.
Konsolidasi partai tingkat daerah sampai ranting terus dilakukan. Target utama PDIP adalah bisa memenangkan Pilgub Jawa Timur.
“Konsolidasi tingkat grassroot di Jatim, berlangsung terus menerus. Setelah meraih kemenangan lebih dari 50 persen pada Pilkada serentak 2015, dan kemenangan di Kota Batu yang jadi satu-satunya di Pilkada 2017, PDIP bertekad merebut Jatim-1 di 2018,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS