MAGETAN – Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat unit PG Rejosarie Hendrad Subiyakto menyampaikan, ribuan ton gula produksi petani menumpuk di gudang selama dua bulan terakhir lantaran tak terjual.
“Menumpuk di gudang pabrik gula. Sudah beberapa kali lelang tidak laku, sesuai harga yang ditetapkan pemerintah 14.500 rupiah,” kata Hendrad Subiyakto.
Petani tebu, lanjut dia, saat ini hanya bisa berharap kehadiran pemerintah untuk mengatasi situasi ini. “Pemerintah punya kebijakan untuk menyerap gula petani tebu melalui ID Food dengan anggaran Rp 1,5 Triliun. Namun fakta di lapangan, tidak seperti kebijakan di atas,” katanya.
Tak terserapnya gula petani membuat proses tanam berikutnya terganggu. Apalagi masa tanam ini sekali dalam setahun.
“Hari-hari ini, untuk biaya giling saja sudah terengah-engah. Belum biaya tanam, sewa lahan, perawatan, ini darimana kalau gula tak terbeli,” kata Hendrad.
Pria yang juga anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengkhawatirkan jika kondisi ini berlarut, petani tak bisa melakukan tebang sehingga bisa menghentikan produksi giling pabrik.
Dan, tanam tebu akan terhambat yang bisa menganggu kualitas dan produksi gula musim mendatang.(rud/hs)