SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Puti Guntur Soekarno menjadi pembicara diskusi menyambut peringatan Sumpah Pemuda ke-96 tahun yang digelar di Universitas Ciputra, Kota Surabaya, Sabtu (9/11/2024).
Diskusi bertema “Menjaga Imajinasi Bangsa Demi Keutuhan Indonesia” itu juga menghadirkan pembicara Dr Anhar Gonggong, sejarawan.
Kegiatan tersebut merupakan program kerja sama antara Universitas Ciputra, Roemah Bhinneka, PSMTI Jatim, Forum Beda tapi Mesra, PD INTI Jatim, Pondok Kasih, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, Indonesia Merayakan Perbedaan, SAS Centre, GEMA Indonesia, Sketsa Indonesia dan Gusdurian Suroboyo.
Dalam diskusi tersebut, Puti Guntur Soekarno yang merupakan keturunan langsung dari pelaku sejarah, Proklamator Ir Soekarno, memaparkan bahasan dengan topik ‘Peran Generasi Muda Menjaga Imajinasi Bangsa’.
Mbak Puti, demikian sapaan lekatnya, mengatakan, romantika, dinamika, dan dialektika yang dilakukan para pemuda sesungguhnya luar biasa.
Berbagai peran penting pemuda mulai dari sumpah pemuda, proklamasi, peristiwa 10 November dalam mempertahankan kemerdekaan, bahkan hingga revolusi, semuanya merupakan dampak dari dorongan para pemuda.
“Perjalanan sejarah Indonesia tidak terlepas dari peran para pemuda yang luar biasa,” sebut Mbak Puti.
Dalam paparannya, dia juga menyoroti pengaruh gadget pada generasi saat ini yang tidak bisa lepas dari gadget. Bahkan dia menjuluki generasi sekarang sebagai ‘generasi colokan’.
“Imajinasi anak muda sekarang ada di gadget yang mereka pegang, Baik itu imajinasi di masa lalu, masa kini dan masa datang,” ujarnya.
Dia pun mengingatkan kepada seluruh mahasiswa yang hadir, meski di tengah berbagai tantangan zaman yang ada, agar tidak melupakan budaya dari Indonesia.
“Saya ingin para adik-adik semua, merdeka-lah kalian dengan gayamu, tapi jangan lupakan budayamu, Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, Anhar Gonggong yang menyampaikan bahasan dengan topik ‘Pendidikan dan Sejarah Bangsa’ mengatakan, dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, pemuda memiliki peran sangat penting dalam memperjuangkan kemerdekaan.
“Peran pemuda sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia, karena yang berimajinasi tentang kemerdekaan Indonesia adalah pemuda,” ungkapnya.
Dia mencontohkan Soekarno yang memulai perjuangannya dalam membuat fondasi kemerdekaan dari usianya yang sangat muda.
Selain itu ia pun menyoroti pentingnya pendidikan dalam kemerdekaan, dimana para pelajar Indonesia yang mengenyam pendidikan dari Belanda, memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya dalam upaya membangun fondasi bangsa.
Walau saat itu mendapatkan pendidikan dari Belanda, ungkapnya, namun para pejuang saat itu tetap memilih tidak berpihak kepada negara penjajah. Melainkan memanfaatkan ilmu yang dimiliki dalam upaya membela tanah air.
Anhar Gonggong menjuluki para pejuang tersebut sebagai para ‘terdidik tercerahkan’ dalam konteks seorang pemimpin yang mampu menjabat melampaui dirinya.
Tidak memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk keuntungan dirinya sendiri, melainkan untuk kemerdekaan bangsa.
Dia mencontohkan Soekarno dan Hatta yang memilih berjuang dibandingkan memanfaatkan gelar dan ilmu yang dimilikinya dengan bekerja atau membela Belanda.
“Pendidikan itu adalah hal yang menyebabkan kita menjadi manusia apa adanya dan menjadi manusia merdeka,” jelasny. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS