
NGAWI – Terbakarnya pabrik sepatu PT Dwi Prima Sentosa menjadi peristiwa memilukan di Ngawi, awal bulan ini. Ratusan ribu produk siap kirim ludes dilumat si jago merah.
Dari peristiwa itu, mitigasi bencana industri berupa pencegahan, kesiap-siagaan hingga penanganan untuk mengurangi dampak, mutlak dilakukan tidak saja oleh perusahaan. Juga pemerintah dan masyarakat. Sehingga ke depan tidak terjadi peristiwa serupa.
Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Yuwono Kartiko (Pak King), menyampaikan keprihatinannya atas musibah itu. Ia berharap kondisi pabrik segera pulih dan bisa kembali beroperasi seperti sediakala.
“Bagaimanapun juga, pabrik sepatu itu menjadi sumber penghidupan bagi ribuan tenaga kerja, khususnya warga Kabupaten Ngawi,” ujarnya, saat dikonfirmasi Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, kebakaran yang menghanguskan gudang penyimpanan sandal siap ekspor itu harus menjadi bahan evaluasi bersama. Oleh pemerintah daerah maupun pihak perusahaan.
“Ketika kebakaran terjadi, alat pemadam kebakaran milik daerah tidak berfungsi optimal. Ini kesalahan fatal yang harus segera dibenahi,” tegas Pak King.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi itu juga meminta pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mengevaluasi dan merawat fasilitas pemadam kebakaran. Ia menekankan perlunya pemeliharaan rutin agar sarana tersebut siap digunakan kapan pun dibutuhkan.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti kelalaian internal di tubuh perusahaan. Sistem hydrant pabrik dilaporkan tidak berfungsi saat kejadian, sehingga proses pemadaman mengalami hambatan besar dan memakan waktu hingga delapan jam.
“Investor harus patuh pada regulasi, terutama dalam hal penerapan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Ini menyangkut keselamatan dan kenyamanan kerja, bukan hanya bagi pekerja, tapi juga bagi lingkungan sekitar,” urainya.
Pak King menambahkan, setiap perusahaan wajib memberikan pelatihan tanggap darurat kepada seluruh karyawan sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko kebakaran maupun insiden kerja lainnya. Langkah ini dinilai penting demi menciptakan lingkungan kerja yang aman dan memberikan rasa tenang bagi tenaga kerja maupun investor.
“Perusahaan punya kewajiban membekali pekerjanya dengan pelatihan mitigasi. Ini untuk mengurangi dampak jika terjadi kejadian tak diinginkan,” pungkasnya.
Melalui penguatan budaya K3 dan kesadaran kolektif antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja, Pak King berharap iklim investasi di Kabupaten Ngawi dapat tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan.
Petugas Sigap, Peralatan Siap
Hal senada disampaikan sejawat Pak King di DPRD Ngawi, Feligia Agit Hendiadi terkait pentingnya mitigasi bencana industri.

Sejumlah catatan penting dan detil-detil terkait penanganan dampak kebakaran ia buat berdasarkan pengamatan langsung di lapangan.
Saat api melahap gudang PT Dwi Prima Sentosa, Senin (7/7/2025) dini hari, Feligia Agit tampak di antara petugas pemadam kebakaran yang tengah berjibaku menjinakkan api.
“Pemerintah harus lebih serius. Minimal ada pengadaan tambahan untuk mendukung kinerja damkar. Alat yang memadai dan perawatan rutin sangat penting agar pemadaman bisa dilakukan lebih cepat,” tegasnya.
Feligia menyebut, informasi dari lapangan menyatakan kebakaran saat itu terjadi sejak pukul 23.30 WIB. Namun hingga pukul 02.00 WIB api belum juga padam. Kondisi ini menunjukkan perlunya penguatan armada dan sumber daya pemadam kebakaran.
“Kita tidak bisa memprediksi kapan bencana terjadi. Tapi dengan kesiapsiagaan yang matang, baik dari sisi alat maupun SDM, kerugian bisa diminimalkan,” tandasnya. (and/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS