Selasa
26 November 2024 | 6 : 35

Pemerintah Bakal Atur Siklus Panen

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi saat di persawahan Widodaren, Ngawi, sebelum pilpres 2014 lalu

PONOROGO – Pemerintah menyiapkan pola siklus tanam dan panen untuk menghindari penumpukan stok komoditas saat terjadi panen serentak. Kalau tidak diatur, harga komoditas pertanian akan anjlok seperti selama ini.

“Kalau barang banyak, harga anjlok. Ini yang kita atur. Panen di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan berganti-ganti,” kata Presiden Joko Widodo, saat meninjau lahan jagung di Sukun, Ponorogo, Jumat (6/3/2015) sore.

Menurut Presiden Jokowi, dengan produktivitas tinggi maka ketersediaan komoditas pangan akan cukup sehingga tidak perlu impor. Misalnya, tambah Jokowi, kalau sekarang 1 hektar bisa menghasilkan 5 ton bagaimana caranya jadi 9 ton, atau 10 ton sebagaimana di Demak.

“Kalau harga saingannya dengan negara lain, kalau negara lain murah, ya kita juga harus murah. Kuncinya produktivitas setiap hektar naik,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Bagikan 41.000 Unit Traktor, 3.000 Dibagi di Ponorogo

Dia mengingatkan, persaingan saat ini adalah antara petani dalam negeri dengan petani negara lain. Kualitas dan ketersediaan pasokan komoditas, jelasnya, menjadi kunci swasembada pangan

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaporkan, panen di Ponorogi mencakup 527 hektar (ha) sawah, dengan produksi 3,5 juta ton sampai 4 juta ton. Bersamaan dengan panen di Ponorogo itu, menurut Amran, sudah panen juga di Ngawi dan Malang, dengan kenaikan produksi sampai 20%.

“Ini berkat bantuan Bapak Presiden kepada petani, memberikan traktor, memperbaiki irigasi, pupuk dan benih tepat waktu,” kata Amran

Pada 11 Maret mendatang, ungkap Amran, akan dilakukan panen di Jabar yang mencakup lahan seluas 600.000 hektar. Dengan demikian, dari dua provinsi (Jatim dan Jabar) saja, diperkirakan produksi ada 9 juta ton.

Sementara, kebutuhan beras perbulan dalam negeri hanya 2,5 juta ton. “Jadi, tahun ini insya Allah mudah-mudahan tidak ada impor beras,” ujar Amran seraya menyebutkan, saat ini harga beras di pasaran berangsur stabil.

Pada Jumat sore itu, Presiden Jokowi dan rombongan juga mengunjungi bengkel praktik kerja SMK Negeri 2 Ponorogo. SMK ini menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan menghasilkan mesin pertanian seperti mesin pemotong padi. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...