Sabtu
12 April 2025 | 12 : 48

Pemerintah Bakal Atur Siklus Panen

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi di Sawah - Widodaren Ngawi

Jokowi saat di persawahan Widodaren, Ngawi, sebelum pilpres 2014 lalu

PONOROGO – Pemerintah menyiapkan pola siklus tanam dan panen untuk menghindari penumpukan stok komoditas saat terjadi panen serentak. Kalau tidak diatur, harga komoditas pertanian akan anjlok seperti selama ini.

“Kalau barang banyak, harga anjlok. Ini yang kita atur. Panen di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan berganti-ganti,” kata Presiden Joko Widodo, saat meninjau lahan jagung di Sukun, Ponorogo, Jumat (6/3/2015) sore.

Menurut Presiden Jokowi, dengan produktivitas tinggi maka ketersediaan komoditas pangan akan cukup sehingga tidak perlu impor. Misalnya, tambah Jokowi, kalau sekarang 1 hektar bisa menghasilkan 5 ton bagaimana caranya jadi 9 ton, atau 10 ton sebagaimana di Demak.

“Kalau harga saingannya dengan negara lain, kalau negara lain murah, ya kita juga harus murah. Kuncinya produktivitas setiap hektar naik,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Bagikan 41.000 Unit Traktor, 3.000 Dibagi di Ponorogo

Dia mengingatkan, persaingan saat ini adalah antara petani dalam negeri dengan petani negara lain. Kualitas dan ketersediaan pasokan komoditas, jelasnya, menjadi kunci swasembada pangan

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman melaporkan, panen di Ponorogi mencakup 527 hektar (ha) sawah, dengan produksi 3,5 juta ton sampai 4 juta ton. Bersamaan dengan panen di Ponorogo itu, menurut Amran, sudah panen juga di Ngawi dan Malang, dengan kenaikan produksi sampai 20%.

“Ini berkat bantuan Bapak Presiden kepada petani, memberikan traktor, memperbaiki irigasi, pupuk dan benih tepat waktu,” kata Amran

Pada 11 Maret mendatang, ungkap Amran, akan dilakukan panen di Jabar yang mencakup lahan seluas 600.000 hektar. Dengan demikian, dari dua provinsi (Jatim dan Jabar) saja, diperkirakan produksi ada 9 juta ton.

Sementara, kebutuhan beras perbulan dalam negeri hanya 2,5 juta ton. “Jadi, tahun ini insya Allah mudah-mudahan tidak ada impor beras,” ujar Amran seraya menyebutkan, saat ini harga beras di pasaran berangsur stabil.

Pada Jumat sore itu, Presiden Jokowi dan rombongan juga mengunjungi bengkel praktik kerja SMK Negeri 2 Ponorogo. SMK ini menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan menghasilkan mesin pertanian seperti mesin pemotong padi. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Pemkab akan Kembali Berlakukan Parkir Berlangganan, Binti: Kalau Nominalnya Tetap, Saya Setuju

TULUNGAGUNG – Komisi C DPRD Tulungagung mendukung kebijakan Pemkab terkait pemberlakuan kembali parkir berlangganan ...
LEGISLATIF

DPRD Sumenep Apresiasi Bupati Fauzi atas Layanan Mudik Gratis untuk Warga Kepulauan

SUMENEP – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sumenep, Hosnan Abrori, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih ...
KRONIK

Wabup Lumajang Apresiasi Keguyuban Warga Pasirian, Patungan Bangun Mesjid

LUMAJANG – Di tengah semangat kebersamaan yang terus terjaga, Dusun Gaplek, Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, ...
SEMENTARA ITU...

Soal Petani Kesulitan Jual Gabah ke Bulog Direspon Cepat Pemkab Blitar

BLITAR – Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Talun yang juga Ketua Gapoktan setempat Andri Mizan Asrori ...
LEGISLATIF

Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember Dukung Program UHC dengan Syarat

JEMBER – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember mendukung layanan kesehatan gratis, melalui program UHC (Universal ...
LEGISLATIF

Fraksi PDI Perjuangan Dorong Bupati Malang Lebih Perhatikan Sektor Pertanian

MALANG – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang memberi catatan khusus kepada bupati untuk memberi perhatian ...