
SURABAYA – Kekuatan PDI Perjuangan untuk menghadapi pemilihan wali kota (pilwali) terus ditambah. Selain meningkatkan konsolidasi internal, partai berlambang banteng moncong putih itu menambah jumlah kader di seluruh wilayah. Kalangan milenial dan perempuan menjadi target utama dalam rekrutmen anggota baru.
Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya Achmad Hidayat menyatakan, rekrutmen dilangsungkan secara bertahap. Prosesnya dimulai dari tingkat anak ranting (RT/RW) sampai ranting (kelurahan). “Mulai jalan,” ujarnya kemarin (5/2/2020).
Achmad menyatakan, rekrutmen kader dan anggota baru itu memang menjadi bagian dari persiapan menghadapi pilwali tahun ini. Sebab, target PDIP menang sudah mutlak. Karena itu, bukan hanya kualitas kader yang digembleng terus-menerus. Kuantitasnya pun ditambah.
Staf ahli Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya itu menilai kader di seluruh wilayah yang tersebar di 31 PAC tingkat kecamatan sejatinya sudah sangat militan. Namun, masih ada beberapa wilayah yang dilaim sebagai basis partai lain. “Di situlah kami gencar melakukan kaderisasi,” ungkapnya.
Kader dan anggota baru yang direkrut langsung dibuatkan KTA (kartu tanda anggota). Mereka juga diberi bimbingan teknis, khususnya terkait strategi pemenangan untuk memenangkan calon yang akan diusung PDIP.
Achmad mengatakan, kader dan anggota baru yang direkrut tidak sembarangan. Mereka rata-rata memiliki rekam jejak organisasi yang matang. Setelah mau menjadi anggota, kader baru bakal dimintai komitmen untuk loyal terhadap partai. “Itu wajib (komitmen untuk loyal ke partai, Red),” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan bahwa rekrutmen anggota dan kader baru lebih membidik segmen anak muda serta perempuan. Mereka akan ditempatkan di anak ranting dan ranting.
“Itu kewajiban partai yang sudah diatur dalam Peraturan Partai No 9/2019 bahwa dalam aturan itu DPC harus memberikan ruang untuk anak muda,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Awi itu menuturkan, saat ini PDIP juga masih menyusun kepengurusan di tingkat RT, RW, dan kelurahan. Aktivis kampung sangat diperhitungkan dalam rekrutmen kader baru. Misalnya, remaja masjid, karang taruna, mahasiswa, atau anak muda penggiat kampung.
Menurut Awi, sinergi kepengurusan di internal partai akan menjadi kekuatan utama dalam menghadapi pilwali. Antara kader senior yang sudah berpengalaman dan anak-anak muda yang sadar teknologi serta energik. Hal itu diharapkan mampu memberikan dampak positif. Baik untuk partai maupun masyarakat luas.
PDIP, kata Awi, sejatinya sudah memiliki organisasi sayap yang berisi anak-anak muda. Misalnya, Taruna Merah Putih, Repdem (Relawan Perjuangan Demokrasi), dan BMI (Banteng Muda Indonesia).
Bisa jadi, anak-anak muda nanti juga ditempatkan di organisasi sayap selain di kepengurusan ranting dan anak ranting. “Spiritnya bukan hanya untuk pilwali. PDI Perjuangan ingin menjadikan anak-anak muda ini sebagai calon pemimpin nanti,” tuturnya.
Langkah itu sejatinya cukup realistis melihat jumlah pemilih usia muda cukup dominan. Dari 2 juta penduduk yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT), 40 persennya merupakan generasi milenial. “Kami harapkan bisa mendongkrak perolehan suara juga,” ucapnya.
Untuk kaum perempuan, ketua DPRD Surabaya itu menuturkan telah memberikan porsi 30 persen di struktur kepengurusan. Hal tersebut juga berlaku untuk perolehan suara di parlemen. PDIP harus mampu menempatkan minimal 5 kader perempuannya sebagai anggota legislatif.
“Pada 2010, PDI Perjuangan berhasil mengusung Bu Risma sebagai wali kota perempuan pertama di Surabaya. Jadi, tidak ada sekat antara kader laki-laki dan perempuan,” paparnya.
Disinggung terkait rekomendasi, Awi tetap tidak mau buka suara. Menurut dia, hal itu merupakan wewenang mutlak pengurus DPP (dewan pimpinan pusat). Khususnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. (jawa pos)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS