PONOROGO – Memasuki masa kampanye, DPC PDI Perjuangan Ponorogo menggelar rapat koordinasi pemenangan pemilu di kantor DPC PDI Perjuangan Ponorogo, Jumat (2/12/2023). Hadir dalam kesempatan tersebut Tim Komunikasi 360 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ari Junaedi, Ketua DPC PDI Perjuangan Ponorogo, Bambang Yuwono, Ketua Bappilu PDI Perjuangan Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan para calon anggota legislatif (caleg) PDI Perjuangan.
Ari Junaedi menyampaikan materi-materi terkait strategi pemenangan Pemilu 2024 dengan menggunakan media sosial (medsos). Menurutnya, media sosial dirasa penting sebagai media berkampanye, lantaran pada kontestasi politik 2024 didominasi oleh pemilih muda.
Hal itu akan memberikan pengaruh terhadap pemilih dari generasi milinial maupun generasi Z, karena medsos tak lepas dari keseharian mereka. Ia pun meminta para caleg untuk memanfaatkan medsos maksimal.
“Medsos supaya lebih dimaksimalkan. Pemanfaatan medsos di Ponorogo belum besar, setidaknya sudah mengarah ke sana,” ujar Ari.
Tak hanya itu, Ari juga meminta para caleg untuk memahami berbagai isu di kalangan generasi muda. Seperti kurangnya lapangan pekerjaan, isu lingkungkan hidup, dan isu korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).
“Mereka (caleg, red) harus memahami apa yang dirasakan anak muda dan yang anak muda inginkan. Harus dimanfaatkan betul ketika berkampanye soal tiga isu itu,” jelasnya.
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama itu juga optimis, para Banteng Ponorogo akan mampu meraih hattrick. “Ini bukan hal yang susah karena elektabilitas PDI Perjuangan di berbagai daerah, termasuk Ponorogo mengalami peningkatan. Artinya masyarakat percaya betul pada apa yang ditawarkan PDI Perjuangan,” tegas mantan staf khusus Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPC PDI Perjuangan Ponorogo, Bambang Juwono. Menurutnya, penggunaan medsos sebagai salah satu media berkampanye sangat penting. Melalui medsos, setiap caleg dapat berinteraksi dengan banyak orang tanpa harus ketemu langsung.
“Karena pemilihnya lebih dari 50 persen itu kaum milenial, mau nggak mau, kita dituntut untuk gunakan medsos sebagai sarana berkampanye. Anak muda punya cara komunikasi yang unik,” ujar pria yang akrab dipanggil Logos itu.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim itu juga menjelaskan, partai sebagai alat perjuangan harus mempedulikan anak muda supaya mampu berjejaring dengan mereka. “Sehingga Partai bisa tetap eksis dengan pikiran-pikiran cerdas yang dipawangi anak muda,” tandasnya. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS