TRENGGALEK – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini minta pendampingan terhadap petani organik lebih dioptimalkan. Pasalnya pertanian dengan menggunakan pupuk organik, hasil panennya terbukti memuaskan.
Hal itu dia sampaikan saat menghadiri kegiatan pembagian pupuk organik cair (POC) di Sekretariat Gapoktan Sedono Makmur, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Rabu (21/12/2022).
Penggunaan pupuk organik di Trenggalek, sebutnya, mulai dimasifkan sejak 2015. Apalagi saat ini petani dihadapkan pada permasalahan kelangkaan pupuk dan pupuk serta pestisida harganya mahal.
Atas upaya ini, sejumlah penghargaan diraih Trenggalek, baik dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jatim.
Menurut Novita, penggunaan pupuk dan pestisida organik seperti yang dilakukan Gapoktan Sedono Makmur, jauh lebih murah dibandingkan pupuk di pasaran. Karena petani diajak membuat pupuk dan pestisida sendiri dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di sekitar.
“Alhamdulillah untuk Kabupaten Trenggalek mendapat apresiasi khusus dari pemerintah pusat terkait tentang menggalakkan pupuk organik, yang tidak hanya pada momen-momen tertentu. Saat ini Indonesia terancam krisis pangan karena dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi ini (penggunaan pupuk organik) seolah menjadi harapan kita,” ujar Novita.
“Sekarang tinggal bagaimana kita bisa mendampingi mulai dari manajement pupuk organik yang lebih profesional ke depan. Sampai dengan bagaimana pendampingan petani -petani ini bisa menjadi lebih optimal mulai dari hulu sampai hilirnya. Mulai dari standar gabah yang harus dihasilkan sampai dengan kepastian pembelian di setiap hasil pertaniannya petani,” sambungnya.
Menurutnya, hal ini tentunya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah punya otoritas penuh untuk bisa memastikan kepastian pangan petani yang ada di Kabupaten Trenggalek. Sehingga dengan begitu bisa menjamin kedaulatan pangan di Trenggalek.
Ke depan, dia percaya Trenggalek bisa ekspor beras ke kabupaten-kabupaten tetangga atau beberapa kabupaten kota yang lain. Dengan demikian, imbuh Novita, Trenggalek bisa terhindar dari ancaman krisis pangan.
“Ke depan saya juga berharapkan perempuan-perempuan tidak malu mengakui dirinya adalah petani,” pungkas istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin tersebut. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS