JAKARTA – Dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama Kementerian Ekonomi Kreatif, Novita Hardini mengajak seluruh peserta rapat untuk merefleksikan pentingnya pengelolaan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Dia menyampaikan apresiasi terhadap paparan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya yang menurutnya tidak hanya menyajikan visual menarik, tetapi juga substansi yang kuat.
Novita kemudian menyoroti potensi ekonomi kreatif di Bali sebagai salah satu contoh daerah yang kaya akan budaya dan seni.
Dia menyinggung fenomena ekonomi kreatif modern, seperti konser musik internasional yang mampu menjual tiket hingga jutaan rupiah, namun mengkritisi rendahnya apresiasi terhadap seni dan budaya lokal.
“Kita melihat, budaya lokal seperti pertunjukan Reog atau kesenian tradisional lainnya masih dihargai dengan ‘seikhlasnya’, bahkan sering kali hanya dengan membuka wadah uang koin. Padahal, itu adalah warisan budaya yang sangat berharga dan memiliki nilai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang mahal,” ujar Novita, dalam keterangan yang diterima media ini, Senin (18/11/2024).
Kader PDI Perjuangan ini menekankan perlunya upaya strategis untuk meningkatkan nilai ekonomi seni dan budaya lokal agar mampu bersaing dengan seni modern.
Menurutnya, kesenian tradisional tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga berpotensi besar sebagai sumber Pendapatan Domestik Bruto (PDB) jika dikelola dengan baik.
“Banyak orang bersedia membayar mahal untuk konser band internasional seperti Blackpink atau Bruno Mars. Bahkan untuk band lokal, dimana harga tiketnya bisa mencapai jutaan rupiah itu selalu habis terjual (Sold Out). Namun, mengapa budaya kita sendiri, yang kaya akan nilai historis dan seni, tidak dapat dihargai setara?” tambahnya.
Legislator perempuan satu-satunya dari dapil Jawa Timur 7 itu berharap Kementerian Ekonomi Kreatif dapat mendorong strategi pemasaran, pengelolaan HKI, dan edukasi kepada masyarakat.
“Budaya lokal harus menjadi bagian dari ekonomi kreatif nasional yang tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan sebagai sumber penghasilan yang signifikan, sekaligus membawa kebanggaan bagi bangsa ini,” tutup Novita. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS