SURABAYA – Tari Muang Sangkal merupakan salah satu kesenian khususnya seni tari yang populer dan menjadi ikon di Pulau Madura. Tari Muang Sangkal yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura adalah tarian yang dilakukan untuk ritual tolak bala atau menjauhkan dari bahaya.
Tari Muang Sangkal yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Sumenep ini pun pernah memarakkan pembukaan Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) yang digelar DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Hotel Vasa Surabaya, Kamis (26/9/2024) lalu.
Sembilan penari Muang Sangkal yang tampil, adalah binaan Diklat Ludruk Arboyo. Diklat Ludruk dipimpin Nonik Arboyo ini merupakan binaan Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
Nonik Arboyo mengatakan Tari Muang Sangkal dipilih sebagai simbol mengawal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang diusung PDI Perjuangan di Pilkada Jatim 2024, Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans.
Menurutnya, secara harfiah Muang artinya membuang, dan Sangkal artinya petaka atau balak. Artinya tarian tersebut dilakukan untuk membuang petaka yang ada dalam diri seseorang.
“Tari Muang Sangkal ini ditarikan sebagai misi besar mengawal Bu Risma dan Gus Hans yang maju sebagai calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jawa Timur,” ungkap Nonik, dalam keterangannya di Surabaya, Minggu (6/10/2024).
Dia pun berharap dengan ditampilkannya Tari Muang Sangkal, seluruh proses mulai dari kampanye hingga hari-H coblosan Pilkada 2024 pada 27 November nantinya bisa berjalan dengan lancar.
“Dengan Tari Muang Sangkal ini jalan yang kita tempuh bisa lancar, jadi membuang balak, petaka dan lain sebagainya. Jalan yang kita tempuh itu lurus, gampang dan bersih, dan menjadikan Bu Risma-Gus Hans menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur,” ungkap Nonik.
Selain itu Nonik juga mengajak seluruh kader Banteng yang putra-putrinya memiliki kerinduan untuk mempelajari tari tradisional untuk dapat mengikuti latihan rutin yang digelar BKN DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
“Setiap Selasa dan Jumat latihan rutin, dan ini sudah kedua kali kami membuka kelas tari, jadi anak-anak para kader yang berminat latihan boleh dipersilakan, karena tujuan kita adalah melestarikan dan mengembangkan kebudayaan tradisional,” ujarnya. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS