SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuat program satu sarjana untuk satu kartu keluarga miskin mulai Mei 2024 mendatang.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut, program itu akan dimulai Mei 2024, bertepatan dengan ulang tahun Kota Pahlawan.
“Dengan meresmikan sekaligus tempat-tempat magang atau mess anak-anak posisi SMA dan kuliah (Rumah Bibit Unggul). Tapi kalau SMP masih ikut orang tua. Tapi kalau kuliah dan SMA insya Allah ada di mess dan boleh pulang Sabtu dan Minggu,” beber Eri Cahyadi, Sabtu (9/3/2024).
Teknis sementara, urai dia, ada kuota 200 orang yang akan dibiayai untuk menempuh pendidikan sarjana. Tapi, dikhususkan yang berasal dari keluarga miskin.
“Satu sarjana itu dari warga miskin yang kita akan datangi untuk menentukan keluarganya itu siapa, yang dijadikan sarjana dari keluarga itu. Jadi dari satu keluarga miskin itu maka kita akan sekolahkan sampai dengan sarjana,” terangnya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu menyebut, Pemkot akan selektif memilih, memastikan sasaran benar-benar sesuai kriteria warga yang membutuhkan.
“Kami kalau kuotanya sudah tentukan keluarga miskin sekitar 200 sampai mahasiswa atau kuliah. Banti kita lihat dari miskin itu ada orang yang paling miskin kita ambil, tidak semua miskin diambil,” tuturnya.
Nantinya, mereka akan dikuliahkan di universitas yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. Universitas dipilih yang punya ikatan kerja, sehingga lulusannya tidak lagi mencari pekerjaan, misalnya vokasi.
“Ada Poltekbang, Ubaya dan lainnya. Yang pasti kita bekerja sama dengan tempat-tempat yang bisa memastikan setelah lulus bisa bekerja, tidak dengan tempat yang lulus dan harus mencari pekerjaan lagi. Ini sudah ada ikatan kerjanya. Dengan vokasi lulus langsung kerja tidak bingung lulus mencari kerja,” tandasnya.
Diketahui, program satu keluarga satu sarjana itu jadi program unggulan Ganjar-Mahfud calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut tiga dalam kampanye politiknya di Pilpres 2024. (nia/pr)










