PASURUAN – Pemerintah tengah merancang program integrasi ekosistem usaha ultra mikro yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha. Integrasi ini akan melibatkan tiga BUMN, yaitu BRI, Pegadaian, dan PNM.
”Kementerian BUMN tengah merancang integrasi ekosistem usaha ultra mikro yang melibatkan BRI, Pegadaian, dan PNM. Ketiga BUMN itu akan melakukan konsolidasi, bentuknya seperti apa masih dalam kajian. Sehingga kami meminta masukan dari para pelaku usaha ultra mikro agar ke depan rencana Kementerian BUMN itu bisa tepat sasaran,” kata dr Mufti Anam, anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam, di Pasuruan, Senin (31/5/21).
Mufti mengatakan, aspirasi dari para pelaku usaha ultra mikro ini perlu dijaring agar langkah integrasi ekosistem ultra mikro tersebut tidak salah arah. Sehingga malah menyusahkan warga dalam mengakses pembiayaan ultra mikro setelah adanya integrasi antara 3 BUMN tersebut.
“Kami memfasilitasi para pelaku usaha ultra mikro di Pasuruan untuk diskusi, memberi masukan, termasuk ini dihadiri oleh perwakilan dari BRI, Pegadaian, dan PNM,” papar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Mufti mengharapkan, dari ajang sosialisasi ekosistem ultra mikro ini, bisa didapatkan masukan-masukan berharga untuk penyempurnaan pelayanan pembiayaan kepada masyarakat pelaku usaha ultra mikro.
”Misalnya soal bunga, bagaimana bisa diturunkan. Lalu soal pemerataan layanan yang berkualitas agar pelaku usaha ultra mikro di desa-desa juga bisa mendapat perhatian yang optimal,” papar Muffti.
Mufti menambahkan, selama ini para pelaku usaha ultra mikro menghadapi sedikitnya tiga tantangan. Pertama, akses permodalan. Kedua, minimnya penerapan teknologi yang membuat usahanya kurang efisien alias tidak mencapai skala ekonomi. Ketiga, pemasaran yang terbatas.
“Problem-problem itu harus dijawab secara bersamaan sesuai dengan tugas masing-masing dari pemerintah. Kalau Kementerian BUMN dari sisi pembiayaan, misalnya. Lalu pemerintah untuk pemberdayaannya termasuk penerapan teknologi tepat guna. Kemudian dari sisi pemasaran, semua pihak bisa berkolaborasi membantu,” ujarnya.
Mufti berharap, BUMN yang bergerak membiayai sektor ultra mikro bisa membuat inovasi produk pembiayaan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di desa-desa.
”Intinya adalah harus dipermudah, kemudian kualitas pelayanannya merata. Sehingga pelaku usaha ultra mikro juga bisa semakin eksis, dan yang terpenting bisa mendorong pemulihan ekonomi masyarakat,” tuturnya. (ian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS