KEDIRI – Di tengah persiapan implementasi Kurikulum 2013 yang berisi pendidikan karakter oleh Kemendikbud, SMP Pawytan Daha 1 Kota Kediri sudah melaksanakan pengarusutamaan (mainstreaming) nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum untuk tujuan pendidikan karakter siswa.
Pengalaman tersebut mendorong Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berkunjung dan menyaksikan secara langsung pelaksanaan kurikulum di sekolah tersebut, kemarin.
Kedatangan rombongan menteri yang didampingi Direktur Pendidikan SMP Kemendikbud, Supriono dan Wali Kota Kediri, Abdullah Abubakar disambut drumband, gamelan serta Tari Jiwaku Panji yang dimainkan oleh siswa-siswi sekolah tersebut.
Eva Sundari anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR dari dapil 6 Jatim sebelumnya pada tanggal 7 Juli 2017 menyerahkan silabus lengkap SMP Pawyatan tersebut ke Mendikbud.
Respon menteri positif dengan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan best practice sekaligus bisa menjadi model implementasi Kurikulum 2013.
“Ini eksperimen yang saya dampingi selama setahun. Alhamdulillah, sudah ada 8 sekolah SMP yang akan mereplikasi program dengan ciri khas masing-masing. Beda dengan P4 yang indoktrinatif, kita pakai pendekatan bottom up sehingga penuh warna sebagaimana prinsip bhinneka tunggal ika,” jelas Eva Sundari.
Dia menambahkan, bahwa pada tanggal 18 Juli ada rakor bersama Kemenko PMK tentang hal yang sama dengan SMP negeri dan swasta se Kota Kediri.
Sementara itu, saat mengunjungi SMP Pawyatan Daha 1, Mendikbud Muhadjir dalam sambutannya menegaskan, pihaknya hanya melaksanakan Nawacita, khususnya perintah presiden untuk menyelenggarakan pendidikan kepribadian.
“Saya melihat SMP Pawyatan memberi contoh bagaimana karakter nasionalisme ditanamkan melalui kurikulum,” katanya.
Muhadjir mengingatkan bahwa selain nasionalisme maka karakter penting yang lain yang perlu ditanamkan ke siswa adalah religiusitas, kreatif-innovatif, integritas dan gotong royong.
Kontribusi SMP Pawytan Daha adalah pemakaian strategi mainstreaming nilai-nilai Pancasila kedalam mata pelajaran intra dan ekstra kurikuler.
Permainan-permainan juga dikembangkan, sehingga pengajaran Pancasila terlaksana secara gembira, demokratis dan responsif kebutuhan karena kontekstual dengan situasi lokal.
Pada kesempatan itu, mendikbud dan walikota Kediri mencoba permainan monopoli raksasa bersama para siswa. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS