Megawati: Revolusi Mental Mutlak Harus Dijalankan!

Loading

JAKARTA – Saat memberikan kuliah umum peringatan 50 tahun Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ketua umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menegaskan dukungannya terhadap revolusi mental yang dijalankan Jokowi-JK. Mantan Presiden ke-5 RI ini mengingatkan, daya saing dan dan survival negara-bangsa ditentukan oleh manusianya.

“Di sinilah saya sepakat, bahwa revolusi mental mutlak kita jalankan sebagai ‘gerakan hidup baru’ gerakan yang dimulai dari pemimpinnya sebagai sumber teladan, bersikap kewarganegaraan, pemimpin yang berkarakter dengan dedikasi hidup tanpa pamrih untuk bangsa dan negara,” kata Megawati di gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Melalui peringatan 50 tahun Lemhannas ini, Megawati berharap sebagai momentum penggemblengan revolusi mental bagi calon-calon pemimpin bangsa. “Lemhannas harus menjadi lembaga pelopor terhadap hadirnya konsepsi kebangkitan Indonesia yang lebih berdaulat, berdikari, dan berkepribadian Indonesia. Selamat berjuang! Merdeka!” serunya.

Putri Bung Karno ini menekankan, Lemhannas sebagai fondasi dalam menciptakan pemimpin masa depan bangsa guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan. “Mengingat momentum pendirian Lemhannas dengan jalan trisakti, saya memiliki hipotesis politik, bahwa sesungguhnya Lemhannas mengemban tugas menjabarkan konsepsi Irisakti dalam kehidupan bangsa dan negara. Lemhannas dapat menjadi bintang pengarah menjawab pertanyaan bangsa mau kemana arahnya,” paparnya.

Megawati mengungkapkan, menilai kondisi sekarang banyak yang merasa bimbang terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia. Ada yang bingung dan tidak jelas apakah kita menempuh jalan kapitalisme yang bertumpu pada liberalisme atau nasionalisme?

Menurut dia, pernyataan itu muncul karena rekam jejak sejarah sidang BPUPKI dan PPKI pernah dibelokkan, dikaburkan dan diberi makna yang berbeda. Meski demikian, lanjut Mega, perlu kritik otokritik dengan tanpa mempersoalkan masa lalu meskipun penyelenggara negara menjauhkan dari sejarah bangsa Indonesia.

Hal yang terpenting saat ini, menurutnya, perlu memperbaiki yang masih kurang dengan sesuai cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. “Saya tidak bermaksud menyalahkan masa lalu. Saya lebih memilih untuk membangun optimisme-menatap masa depan, serta memperbaiki kekeliruan di masa lalu. Inilah pilihan terbaik yang diambil saat ini,” tandas Megawati.

Ketua Umum PDI-P ini menuturkan, kini saatnya bangsa harus hadir kembali sebagai bangsa berjiwa besar untuk menghapus luka masa lalu. “Indonesia harus hadir kembali dalam percaturan politik dunia,” pintanya.

Ia pun berpesan kepada Lemhannas untuk meluruskan sejarah secara obyektif bebas dari campur tangan kekuasaan. “Saya berpendapat tidak ada di dunia mana pun, seorang yang sangat berkuasa memegang pemerintahnya sendiri, mengkudeta kekuasaannya sendiri,” tegas Megawati. (Asma/Popi)

Sumber: obsessionnews