Minggu
11 Mei 2025 | 11 : 21

Maruarar: Jokowi ‘Boneka’ Rakyat

pdip-jatim-jokowi-Mesin-Tandur-Ponorogo

JAKARTA – Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait menegaskan, Presiden Joko Widodo bukanlah boneka dari PDIP. Dia menyebut, Jokowi lebih pantas disebut boneka rakyat karena hanya taat pada konstituen dan konstitusi.

Menurut Maruarar, Jokowi dibebaskan menjalin hubungan dengan siapa saja dan negara manapun tanpa terikat pada satu negara tertentu.

“Tidak ada kekuatan dominan. Keseimbangan tetap terjaga,” kata Maruarar, kemarin.

Hal ini disampaikan Ara, sapaan Maruarar, menjawab survei yang dirilis Indo Barometer pada Rabu (22/3/2017).

Berdasarkan survei itu, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo selama 2,5 tahun memimpin sebesar 66,4 persen.

Sebanyak 32 persen menyatakan belum puas kinerja pemerintah. Sebanyak 12,3 persen publik yang tak puas menilai kebijakan Jokowi hanya menguntungkan pihak tertentu, dan 9,9 persen lainnya merasa tidak puas karena menganggap Jokowi sebagai boneka PDIP.

Maruarar yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini mengatakan, banyak contoh kebijakan yang menunjukkan Jokowi tidak bisa diintervensi pihak luar. Misalnya, dalam pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Mulai dari Presiden Abdurrahman Wahid sampai ke Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor satu di TNI selalu dipilih secara bergiliran di antara matra yang ada.

Pada era SBY, Panglima TNI adalah Jenderal Moeldoko dari TNI Angkatan Darat. Sesuai tradisi, harusnya Panglima TNI yang dipilih Jokowi adalah dari matra Angkatan Udara.

Namun, Presiden Jokowi lebih mempertimbangkan kapasitas dan memilih Gatot Nurmantyo yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). “Pak Gatot bagus kepercayaan publiknya,” kata Ketua DPP Taruna Merah Putih itu.

Menurut Ara, hal yang sama juga terjadi saat Jokowi memilih Kapolri. Jokowi tidak memilih berdasarkan senioritas angkatan seperti tradisi selama ini.

Jokowi memilih berdasarkan kapasitas dan menunjuk Tito Karnavian. Sebab, Tito dianggap berprestasi selama menjabat Kepala Detasemen Khusus (Desus) 88 Antiteror, Kapolda Papua, dan Kapolda Metro Jaya.

“Kalau Pak Jokowi salah pilih, kepercayaan publik enggak akan setinggi ini,” ucapnya. (goek/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

KRONIK

Bupati Lukman Tinjau Normalisasi Drainase di Demangan, Demi Kenyamanan Masyarakat

BANGKALAN – Untuk mengantisipasi potensi banjir saat musim hujan, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, meninjau langsung ...
LEGISLATIF

10 dari 476 SD Negeri di Ngawi Bakal Dilebur

NGAWI – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Ngawi, Bambang Sri Saloko mendukung upaya Dinas Pendidikan dan ...
UMKM

Asa Wiraswasta Warga Sumursongo Tumbuh dapat Mesin Cetak Paving dari Rita Haryati

MAGETAN – Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan Rita Haryati menghadiri acara selamatan dan tasyakuran warga Desa ...
KRONIK

Bupati Sanusi Studi Banding ke Banyuwangi: Selalu Kaget Ada…

BANYUWANGI – Potensi pertanian Kabupaten Banyuwangi menarik sejumlah pihak. Salah satunya Bupati Malang, M. Sanusi, ...
EKSEKUTIF

Bupati Rijanto Motivasi 1.733 Peserta Seleksi Kompetensi PPPK Tahap II asal Kabupaten Blitar

BLITAR – Bupati Blitar, Rijanto meninjau pelaksanaan seleksi kompetensi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja ...
KRONIK

Jadi Pengurus MUI Jatim, Bupati Fauzi: Siap Dukung Gerakan Ulama Peduli Bencana

SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, resmi bergabung dalam jajaran kepengurusan Majelis Ulama ...