BATU – Ketua Komisi C DPRD Kota Batu Khamim Tohari mengatakan, maraknya pedagang liar di titik fasilitas umum (fasum) Pasar Induk Among Tani menyebabkan keresahan bagi pedagang lain yang sudah terdaftar.
“Ini dikhawatirkan, nantinya menimbulkan masalah baru dalam pasar,” kata Khamim Tohari, di Kota Batu, Jumat (21/6/2024).
Terkait itu, DPRD Kota Batu, sebagaimana dilansir dari kabarbaik.co, akan memanggil UPT Pasar Batu sebagai pengelola Pasar Induk Among Tani.
Menurut Khamim, keberadaan pedagang liar tersebut tidak boleh terjadi. Dia pun merasa heran karena pasar tersebut dalam pengawasan dinas terkait.
“Yang jelas pedagang di lokasi yang bukan penempatan dinas maka jelas itu tidak boleh,” tegas Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Batu ini.
Dia menambahkan, masalah tersebut harus dirunut peristiwanya karena dikhawatirkan akan terjadi kamuflase pedagang liar di sekitar pasar. Akibatnya mereka berjualan tanpa izin dan tidak pada tempat semestinya.
Khamim meyebutkan, pedagang liar yang tak tertib bukan pedagang dari pasar induk yang berkontribusi pada pendapatan daerah. Karena itu, pengawasan petugas dan kesadaran pedagang harus lebih ditingkatkan untuk menghindari permasalahan serius.
“Sehingga harus sesuai data yang kami terima. Tempat itu harusnya tempat steril dari pedagang. Karena pasar dibangun dengan tujuan kemakmuran masyarakat Kota Batu dan rasa keadilan harus dikedepankan,” ujarnya.
Dia mengingatkan agar pembiaran jangan sampai mementingkan dan menguntungkan segelintir orang tertentu, sehingga konsep transparansi bisa tetap terjaga di lingkungan pasar.
“Saya wanti-wanti jangan ada permainan dari pihak manapun atas munculnya pedagang liar ini,” tandas Khamim. (ace/pr)










