SIDOARJO – Mak Siti Romlah, Kepala Dapur Kantor DPC PDI Perjuangan Sidoarjo berpulang kehadirat Sang Pencipta, Rabu (14/7/2021). Dua tanaman pucuk merah ditinggalkannya untuk Partai.
Duka mendalam menyelimuti keluarga besar PDI Perjuangan Sidoarjo. Mak (ibu) Rom, demikian para kader Partai menyapa almarhumah, menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum (RSU) Prof dr Soekandar Mojosari Kabupaten Mojokerto, jam 01.40 dini hari. Hampir sebulan Mak Rom menjalani rawat inap di RSU lantaran menderita hipoksemia dan diabetes.
“Innalillahi wainnailaihi rajiuun. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT,” ucap Ketua DPC Sumi Harsono.
Dini hari itu, dari RSU, Sekretaris DPC Samsul Hadi bersama sejumlah kader dan staf sekretariat membawa jenazah almarhumah ke rumah duka di Desa Jati, Kecamatan Sidoarjo, tak jauh dari kantor DPC. Jenazah almarhumah dimakamkan di pemakaman setempat jam 07.00 pagi.
Semasa hidupnya, sosok Mak Rom tak bisa dipisahkan dari aktivitas kantor DPC. Bersama suaminya, almarhum Solekhan, Mak Rom bergabung dengan Partai ini sejak jaman PDI segi lima (sebelum berubah menjadi PDI Perjuangan pada 1999). Almarhumah ada dalam ramai maupun sepinya kantor DPC, dari bangunan lama era orba hingga dua kali renovasi pada periode lalu dan baru-baru ini.
Sebagai seorang kepala dapur, Mak Rom laksana ibu bagi para pengurus DPC dari masa ke masa, ataupun kader partai yang kerap beraktivitas di sekretariat. Betapa tidak, Mak Rom hapal betul jenis minuman kegemaran masing-masing pengurus.
Apakah itu kopi, teh, ataupun jahe. Bahkan Mak Rom tahu betul selera kopi dari para pengurus. Mulai dari yang suka kopi manis, pahit, hingga sedang. Termasuk siapa suka kopi kental hinggga yang encer, Mak Rom pun tahu.
Bahkan ada satu jenis minuman khas Mak Rom yang jarang ditemukan di tempat lain, yakni pucuk daun jeruk. “Memang bisa diminum? Boleh saya dibuatkan,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim, Dr Sri Untari saat bertandang ke kantor DPC Sidoarjo suatu malam di masa pilkada setahun lalu. “Ternyata enak,” imbuh Sri Untari setelah menyeruput.
Mak Rom juga piawai memasak. Lantaran itu pula, staf sekretariat atau rapat-rapat DPC, lebih memilih dimasakkan oleh Mak Rom ketimbang pesan dari luar.
Bagi Mak Rom, kantor DPC seperti rumahnya sendiri. Saban pagi, lantai kembali kinclong setelah malam harinya digunakan untuk kegiatan atau rapat. Kantor dirawat dan dijaga sekuat tenaga dan kemampuannya.
Suatu saat ketika almarhumah bertandang ke rumah kerabatnya di dataran tinggi Tretes, Pasuruan, Mak Rom rupanya masih kepikiran dengan kantor DPC. Buktinya, pulang dari sana ia membawa dua tanaman pucuk merah lengkap dengan pot-nya. Tanaman setinggi lutut orang dewasa itu beliau letakkan di sisi kanan dan kiri pelataran kantor DPC.
“Dihias. Biar kelihatan segar. Ini (kantor DPC) sudah seperti rumah sendiri,” kata alamarhumah dalam Bahasa Jawa suatu ketika.
Kamis (15/7/2021) siang, tanaman warisan Mak Rom masih ada di tempatnya. Hanya saja, tanaman Pucuk merah di sisi kanan, seluruh daunnya mengering berwarna kecoklatan. Tunas-tunas baru pun tak kelihatan di perantingannya. Tak menampakkan tanda kehidupan.
Pucuk merah lainnya, di sisi kiri, masih berdiri di bawah terik sinar matahari. Menjadi bunga terakhir peninggalan sang majikan yang telah berpindah ke alam keabadian. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS