BONDOWOSO – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T Danaparamita, menggelar pertunjukan Tari Singo Ulung. Acara dilaksanakan sebagai upaya menjaga kelestarian tarian tradisional khas Bondowoso.
Melalui komunitas binaannya, Se-Tretanan Dhibik (STD) bekerja sama dengan Sanggar Singo Ulung Putra Djaya, Sonny melangsungkan pertunjukan di Kompleks Pancoran Residence, Kecamatan Bondowoso, Sabtu (27/08/2022) siang. Pergelaran itu menyedot perhatian warga. Apalagi, berbagai atraksi ditampilkan para seniman tari.
Menurut Koordinator STD, Dedy Faizal Ali, acara sebagai tindaklanjut dari arahan yang diberikan pembina STD Bondowoso, Sonny T Danaparamita. Yakni, dalam perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI berbarengan dengan Hari Jadi Bondowoso ke 203, komunitas STD diminta untuk menyelenggarakan pertunjukan kesenian tradisional Singo Ulung ini.
“Beliau (Sonny T Danaparamita) menghendaki kami untuk lebih memperhatikan seni tradisional serta berupaya terlibat dalam pengembangannya,” terang Dedy.
Dihubungi secara terpisah, Sonny menjelaskan acara tidak sekadar memeriahkan HUT Kemerdekaan dan Hari Jadi Bondowoso. Kegiatan tersebut, kata Sonny, membawa misi untuk mengimplementasikan konsep TRISAKTI Bung Karno, Berkepribadiaan di bidang kebudayaan.

“Ini adalah upaya bagaimana mendorong kesenian tradisional tetap lestari dan kembali menjadi tontonan yang digandrungi warga”, Kata Sonny.
Wakil rakyat dari PDI Perjuangan yang akrab disapa Bung Sonny tersebut mengatakan, jika menilik beberapa tahun ke belakang, kesenian tradisional tergilas oleh arus modernisasi. Apalagi waktu pandemi Covid mewabah, pertunjukan tradisional semakin tenggelam karena jarang ditampilkan secara langsung.
“Dua tahun kita berjuang melawan pandemi, mungkin aksi-aksi kesenian tradisional jarang kita jumpai. Kini, pandemi telah mereda, kesenian tradisional harus kembali eksis,” ujarnya.
Upaya pelestarian kesenian tradisional, lanjut Sonny, sejatinya menjaga keindonesiaan. Jika kegandrungan masyarakat terhadap kesenian tradisional terus mengalami penurunan, lanjut dia, maka Bangsa Indonesia akan mengalami degradasi budaya karena telah putus akar sejarahnya. Akibatnya, kehilangan jati diri.
“Ini tidak boleh terjadi,” pungkasnya. (isa/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS