SURABAYA – Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono minta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) setempat rutin mengeruk endapan lumpur di dalam gorong-gorong untuk cegah banjir.
“Kami berharap petugas DSDABM Surabaya rutin turun membersihkan gorong-gorong tersebut untuk mencegah banjir di tengah kota,” kata Baktiono di Surabaya, Senin (17/10/2022).
Dia mencontohkan gorong-gorong di Jalan Embong Malang Surabaya yang tingginya 3,7 meter tersebut perlu dikeruk lumpurnya secara rutin. Gorong-gorong tersebut dibangun permanen untuk mencegah banjir di tengah Kota Surabaya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya minta DSDABM menangani saluran air yang ada di kampung-kampung atau di hilir, sehingga bisa terkoneksi dengan hulu.
“Jadi, jangan dibangun drainase di hulunya saja atau tengah kota, tapi perlu diperbaiki hilirnya atau saluran drainase yang ada di kampung-kampung,” ujarnya.
Baktiono mengatakan saluran kecil di gang-gang kampung, meski hanya bisa dilewati sepeda motor, yang belum ada salurannya wajib dipasang gorong-gorong.
“Kan gorong-gorong bisa dipasang di tengah-tengah gang, jadi bukan di pinggir gang,” jelas legislator yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut.
“Kami berharap kenaikan anggaran penanganan banjir di 2023 bisa mencakup pembangunan gorong-gorong sampai ke gang-gang kampung,” tandas Baktiono.
Diketahui, anggaran sistem drainase di Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebesar Rp541 miliar menjadi Rp867 miliar pada tahun anggaran 2023.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebelumnya mengatakan sistem drainase terbagi menjadi tiga sub-kegiatan. Yakni operasi dan pemeliharaan sistem drainase, rehabilitasi saluran drainase perkotaan serta pembangunan sistem drainase.
“Sistem drainase di Surabaya terdiri atas saluran primer, sekunder dan tersier dengan didukung 67 rumah pompa serta 77 bozem (tempat penampungan air),” kata dia.
Cak Ji, sapaan akrabnya, mengatakan penanganan terhadap sistem drainase perkotaan dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh menyusul beban saluran semakin berat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS