MOJOKERTO- Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto, Pungkasiadi menegaskan bahwa partainya berkomitmen untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan membumikan Pancasila di Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Desa “Pancasila” Penompo, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (19/6/2021).
“Sampai saat ini PDI Perjuangan mempunyai komitmen tinggi untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara yang harus diamalkan oleh setiap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Pungkasiadi di hadapan masyarakat desa yang dikenal rukun itu.
Mantan Bupati Mojokerto itu juga mengajak masyarakat untuk terua mengamalkan Pancasila di tengah-tengah pengaruh asing dan sikap intoleran yang semakin menjamur di Indonesia.
“Kita terus ajak masyarakat untuk memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan globalisasi, di tengah pengaruh budaya asing, dan sikap intoleran yang semakin menjamur di indonesia. Kita harus dikikis habis itu semua. Artinya, kita tidak boleh melindungi ormas-ormas yang tidak berdasarkan Pancasila,” terangnya.
Desa Penompo ini, lanjut Pungkasiadi, merupakan desa percontohan yang bisa mengamalkan Pancasila, bisa bahu-membahu, dan masyarakatnya hidup rukun dalam keberagaman.
“Contohnya di Desa Penompo, Sukorame ini sudah bertahun-tahun mengamalkan ajaran Pancasila. Umat Beragama bisa hidup rukun. Umat Hindu, Kristen, Islam, semuanya bisa hidup berdampingan di dalam satu desa. Mereka rukun membangun desa secara bersama-sama. Desa Penompo adalah Desa Pancasila pertama di Mojokerto,” jelasnya.
Sementara itu, Wakabid Organisasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto, Sriatin menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan sejak zaman Kerajaan Majapahit
“Nilai-nilai Pancasila itu sudah ada sejak jaman Majapahit, di mana masyarakat Hindu, Budha bisa hidup berdampingan; guyub rukun membangun Nusantara waktu itu,” ujar Sriatin.
Sriatin juga menjelaskan, di masa kepemimpinannya, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, tetap kukuh untuk mempertahankan wilayah kedaulatan Indonesia.
“Di zaman Ibu Megawati, sebagai generasi penerus Bung Karno, maka Bu Mega tidak ingin Indonesia ini tercerai berai. Beliau ingin persatuan dan kesatuan tetap dijaga dengan dasar Pancasila. Saat Aceh ingin lepas, Bu Mega dengan gigihnya mempertahankannya,” beber Sriatin.
Tak hanya kepemimpinan Megawati, Sriatin juga memuji kepemimpinan Joko Widodo yang benar-benar ingin membumikan Pancasila dengan membuat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), agar masyarakat bisa menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kemudian di zaman Jokowi ini sudah dibentuk BPIP. Artinya negara benar-benar ingin membumikan Pancasila dalam kehidupan rakyatnya. Bukan hanya dihafal, tapi juga dihayati dan dimengerti, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Sriatin mengakhiri. (arul/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS