BLITAR – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Blitar, Rijanto, menegaskan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal melalui kehadirannya di prosesi siraman pusaka Kyai Bonto, di Dusun Pakel, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Selasa (17/9/2024).
Acara ini dihadiri berbagai elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, tokoh masyarakat, dan juru kunci.
Tak pelak ritual sakral ini berhasil menarik perhatian masyarakat dari berbagai usia serta menciptakan suasana yang khidmat dan penuh kebersamaan.
Rijanto mengungkapkan bahwa pusaka Kyai Bonto, yang berbentuk wayang, memiliki kedudukan yang sangat penting dalam warisan budaya masyarakat setempat.
Dia menjelaskan bahwa pusaka tersebut merupakan bagian integral dari pusaka Kyai Pradah, yang berbentuk gong.
“Sangat penting bagi kita untuk terus melestarikan tradisi dan budaya yang telah ada sejak lama. Kegiatan siraman pusaka ini telah dilaksanakan sejak tahun 1984 dan merupakan wujud penghormatan kita terhadap budaya lokal yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujar Rijanto kepada tim media ini, Rabu (18/9/2024).
Selain itu, kegiatan siraman pusaka ini tidak hanya berfokus terhadap prosesi ritual spiritual semata, tetapi juga diisi dengan tradisi gunungan sedekah bumi yang diperebutkan masyarakat.
Selanjutnya, pusaka Kyai Bonto akan diarak menuju petilasan desa, melibatkan partisipasi aktif dari perangkat desa dan tokoh masyarakat.
Kehadiran Rijanto dalam acara ini menunjukkan tekad dan dedikasinya untuk menjadi pemimpin yang peka terhadap kearifan lokal dan pelestarian budaya.
Dia berharap, dengan dukungan semua lapisan masyarakat, warisan budaya Blitar dapat terus terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
“Pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita semua. Saya yakin, dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, kita bisa menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di Blitar,” pungkasnya. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS