JEMBER – Kepala Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Catur Budi Prasetyo menyayangkan langkah Bupati Muhammad Fawait melebur beberapa dinas menjadi satu hanya karena alasan menghemat anggaran.
Khususnya pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) yang dilebur dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menjadi Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata.
Pasalnya, sebut Didit, sapaan akrabnya, pengelolaan kedua Dinas tersebut berbeda dan tak bisa disamaratakan.
“Treatment kebudayaan itu tidak sama dengan olahraga. Seyogianya bupati melihat hal itu, dan berpegang teguh pada statement dia sendiri beberapa waktu lalu,” kata Didit, Selasa (8/4/2025).
Jangan hanya karena dalih anggaran, sambung dia, mengelola kebudayaan nantinya asal-asalan. Minimal, saran Didit, bupati memedomani Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Budaya itu memiliki nilai investasi tinggi tidak bisa ditangani asal-asalan,” imbuhnya.
Bisa dibuktikan, kata Didit, dengan pengelolaan budaya yang tepat maka pendapatan asli daerah (PAD) juga bisa meningkat.
Dia mencontohkan, capaian sektor pariwisata Jember pada tahun terakhir kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman tersebut diikuti capaian sektor kebudayaan.
“Beberapa waktu lalu kan Bupati Fawait menyampaikan penyelenggaraan urusan budaya diarahkan untuk meningkatkan kelestarian dan kearifan budaya lokal. Tetapi sekarang dinas yang mengurusi kok dilebur,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, pascaaktif menjabat Bupati Jember Muhammad Fawait mengambil langkah terobosan melebur 22 Dinas menjadi 17 Dinas. Reformasi birokrasi ini didasarkan pada asas ramping struktur kaya fungsi. (Martin)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS