Jumat
11 April 2025 | 9 : 28

Kebangkitan Nasional, Bung Karno Ingatkan Pentingnya Persatuan Sebagai Jalan Menjadikan Bangsa Indonesia Kuat

16f6d7f3-d615-4232-92cf-ae87103017db_169_copy_1200x676

PERSATUAN dengan sikap mengutamakan kepentingan bangsa di atas kelompok, mesti menjadi landasan bagi berbagai elemen bangsa, organisasi maupun partai politik.

Hal tersebut tak henti digaungkan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno dalam pidato-pidatonya pada beberapa peristiwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional (HKN) puluhan tahun silam.

Pada peringatan HKN di Stadion Utama Senayan,  Jakarta pada 20 Mei 1964, Bung Karno menceritakan sejarah Nusantara yang pernah mengalami perpecahan.

Penduduk Nusantara yang menjadi cikal bakal bangsa Indonesia, kata Soekarno, merasa menjadi satu bangsa yang tidak terbagi-bagi.

“Tetapi kemudian imperialisme memecah belah kita, kita diadu domba satu sama lain. Orang Jawa dibikin benci kepada orang Sumatera.”

“Orang Sumatera dibikin benci kepada orang Jawa. Orang Jawa dibikin benci kepada orang Sulawesi. Orang Sulawesi dibikin benci sama orang Jawa,” kata Bung Karno.

“Dan ini salah satu senjata yang immateriil,” tutur Soekarno seperti dikutip dari kumpulan naskah pidato berjudul ‘Bung Karno: Setialah Kepada Sumbermu’.

Pentingnya persatuan juga ditegaskan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia itu pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Alun-alun Kota Bandung, setahun sebelumnya,  20 Mei 1963.

Soekarno mengumpamakan bangsa Indonesia sebagai sapu lidi, yang terdiri dari beratus-ratus lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan.  

“Tetapi jikalau lidi-lidi itu digabungkan, diikat menjadi sapu, mana ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat, tidak ada saudara-saudara,” kata Soekarno.

“Ingat kita kepada pepatah orang tua, rukun agawe santosa, artinya jikalau kita bersatu, jikalau kita rukun, kita menjadi kuat!” tuturnya.

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional (HKN) yang ditetapkan pada 20 Mei 1959 tersebut,  ditetapkan sebagai hari nasional bukan hari libur. Penetapan ini berdasarkan keputusan Presiden nomor 316 tahun 1959.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional, Dari Sini Cita-cita Setinggi Bintang di Langit Bung Karno Bermula

Penetapan HKN dilandasi dinamika politik yang terjadi pada masa-masa awal pasca-kemerdekaan. Ketika itu, banyak tokoh-tokoh nasional yang bermusuhan satu sama lain. Situasi diperparah dengan agresi yang masih dilakukan Belanda.

Dalam kondisi demikian, Ki Hadjar Dewantara dan Radjiman Wediodiningrat mengusulkan tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hal tersebut disetujui oleh Presiden RI Soekarno.

Tanggal dan bulan HKN tersebut merujuk waktu berdirinya organisasi politik modern, Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.

Demokrasi dan Persatuan

“Persatuan membuat kekuatan,” ujar Soekarno saat berpidato pada 20 Mei 1952.

Menurut Soekarno, perkembangan organisasi dan partai politik tidak perlu dibatasi. Dia menilai demokrasi telah membangun situasi di mana setiap orang memiliki hak untuk berserikat.

Namun, dalam pidatonya itu, Soekarno menegaskan bahwa seluruh organisasi dan partai politik yang ada harus berlandaskan pada persatuan dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan organisasi.

“Ini hanya berarti saya mengatakan bahwa bagi Negara haruslah primer. Tidak mungkin partai dan organisasi kita bergerak seperti sekarang ini kalau tidak ada Negara Republik kita!” tegasnya.

“Jadi saudara-saudara kesimpulan kita ialah marilah kita benar-benar suci bersatu, marilah kita sama-sama mengutamakan Negara, marilah kita bekerja konstruktif dalam arti benar-benar melaksanakan pembangunan nasional,” kata Bung Karno. (hs)

Foto Bung Karno: AFP Photo

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Wabup Lumajang Apresiasi Keguyuban Warga Pasirian, Patungan Bangun Mesjid

LUMAJANG – Di tengah semangat kebersamaan yang terus terjaga, Dusun Gaplek, Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, ...
SEMENTARA ITU...

Soal Petani Kesulitan Jual Gabah ke Bulog Direspon Cepat Pemkab Blitar

BLITAR – Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Talun yang juga Ketua Gapoktan setempat Andri Mizan Asrori ...
LEGISLATIF

Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember Dukung Program UHC dengan Syarat

JEMBER – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember mendukung layanan kesehatan gratis, melalui program UHC (Universal ...
LEGISLATIF

Fraksi PDI Perjuangan Dorong Bupati Malang Lebih Perhatikan Sektor Pertanian

MALANG – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang memberi catatan khusus kepada bupati untuk memberi perhatian ...
LEGISLATIF

Novita Hardini Sebut Penghapusan Kuota Impor Jadi Ancaman Nyata bagi UMKM

JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini mengatakan, gagasan penghapusan kuota impor oleh pemerintah akan ...
LEGISLATIF

Ketua DPRD Sumenep Dorong Organisasi Tani Berinovasi Demi Produktivitas Pertanian

SUMENEP – Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, menggelar reses masa sidang II tahun 2025 bersama para petani dan ...