MAGETAN – Ketua DPC PDI Perjuangan Magetan Sujatno mengajak kader-kader Banteng setempat, khususnya yang bertugas di lembaga kedewanan, untuk lebih peka dengan persoalan yang terjadi di masyarakat.
Cara efektif untuk mengetahui permasalahan di masyarakat, sebut Sujatno, yakni dengan sering-sering turun menyambangi kalangan petani, peternak, pedagang, atau elemen masyarakat lainnya.
Dengan mendengar langsung persoalan di masyarakat, jelas Sujatno, anggota dewan bisa mencari solusi penyelesaiannya dengan cepat.
“Semua kader PDI Perjuangan sebagai partainya wong cilik, harus gotong royong memperjuangkan nasib rakyat agar lebih sejahtera dan makmur,” kata Sujatno.
Hal itu dia sampaikan di sela bertemu para petani yang sedang panen di Kelurahan Sampung, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Selasa (30/3/2021).
“Seperti saat ini, kita menyapa petani di Sampung. Kita langsung ke sawah sambil melihat-lihat proses panen dan juga menampung keluhan para petani,” ujar politisi yang juga Ketua DPRD Kabupaten Magetan ini.
Menurut Sujatno, para petani akan antusias jika disambangi wakilnya yang duduk di dewan. Sebab mereka bisa menyampaikan uneg-unegnya secara langsung.
“Kita petugas Partai sebagai wakil rakyat akan segera bisa menindaklanjuti untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Semua permasalahan tidak akan diketahui kalau kita tidak mau turun langsung menemui mereka,” tuturnya.
Saat bertemu petani Sampung, dirinya menampung banyak aspirasi dari kalangan petani. Mulai dari keluhan hasil panen murah saat panen, tidak laku dijual, biaya pengerjaan tinggi, dan pupuk sulit didapat.
“Semua keluhan petani kita tampung, yang nanti harus kita usahakan solusi apa untuk menyelesaikannya,” jelas Sujatno.
Saat ini di beberapa wilayah Magetan sudah mulai memasuki masa panen raya. Menurutnya, menjadi tugas anggota dewan untuk menjaga agar harga gabah petani tetap stabil dan tidak selalu anjlok di saat panen.
Kendala lain yang dihadapi petani saat ini, sambung dia, yakni kadang kesulitan mencari pupuk. Kalaupun ada harganya di atas harga eceran tertinggi (HET).
Terkait itu, pihaknya minta para petani agar bersama-sama berani melapor jika ada kios-kios pupuk nakal, yakni menjual dengan harga di luar ketentuan.
“Jika kita menemukan kios nakal bisa dilaporkan pada instansi terkait agar mendapatkan sanksi bahkan penutupan kiosnya,” pungkas Sujatno. (rud)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS