TRENGGALEK – Bupati Mochamad Nur Arifin mengatakan, jauh sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di kota-kota besar, Kabupaten Trenggalek telah melakukan langkah-langkah antisipasi menghadapi pandemi Covid-19 selama dua bulan terakhir.
“Kami menyiapkan jauh-jauh hari sebelum adanya peraturan PSBB dan lain sebagainya. Kami menerjemahkan instruksi Presiden Jokowi. Ada dua hal, pertama mengurangi risiko penyebaran virus Corona, kedua bagaimana mengatasi dampak sosial ekonomi dan juga keamanan,” kata Arifin, Sabtu (9/5/2020).
Serangkaian langkah antisipasi itu, mulai dari pembatasan jalur masuk dengan hanya menerapkan tiga akses melalui di pos-pos pemeriksaan/pemantauan, melakukan screening dan pendataan setiap pendatang, hingga memberdayakan usaha rintisan lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ketika diterapkan pembatasan jarak.
“Begitu ada yang status ODP (Orang Dalam Pemantauan), kami berikan ‘top up’ melalui ojek daring lokal, aplikasi ‘startup’ (usaha rintisan) anak-anak lokal, sehingga masyarakat yang melakukan isolasi mandiri kemudian bisa membeli kebutuhan pokok tanpa harus keluar rumah, sehingga risiko penyebaran penyakit bisa kita tanggulangi,” urainya.
Di sektor pariwisata yang cukup terdampak, dia sepakat dengan istilah “new normal” sehingga saat ini juga perlu mempersiapkan para pelaku di sektor pariwisata untuk menghadapi tantangan yang berbeda.
Di era omni, kata Nur Arifin, semua orang di sektor perkantoran harus punya keahlian baru, warung-warung tidak boleh sama lagi. Orang sekarang sudah mulai bicara masalah kebersihan.
“Berarti semua restoran kita harus dipastikan, warung-warung UMKM di sekitar kawasan wisata harus diajarkan bagaimana higiene, karena nanti wisatawan yang akan datang tidak akan lagi sama seperti sebelumnya, tetapi memikirkan hal-hal tersebut,” ujar Arifin.
Menurutnya, setelah semua serba dari rumah, maka yang dipikirkan setiap orang adalah kapan jalan-jalan. Tapi, lanjut Arifin, dengan kondisi finansial yang tidak sama, tentu daya beli akan menurun akibat pandemi, terutama kelas menengah ke bawah.
“Untuk itu, perlu ada titik temu antara pengusaha hotel dengan ‘homestay’ agar bagaimana bisa bekerja sama sehingga dapat menawarkan harga yang terjangkau bagi wisatawan,” katanya.
Pemkab Trenggalek juga tengah menyiapkan strategi daerah untuk menarik kembali kunjungan wisatawan. Di antaranya membuat spoiler tentang destinasi wisata di daerah itu.
“Setelah Covid-19 ini katakanlah bisa dikendalikan atau selesai sama sekali, maka yang akan dilakukan orang pertama kali pasti ‘leisure’. Pasti jalan-jalan, bagaimana berlibur, berwisata, termasuk juga nanti mensinkronkan antara platform pariwisata dengan platform UMKM kemudian dengan ‘event’ dan sebagainya,” urai bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS