GIANYAR – Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri prihatin dengan masalah kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah yang masih terus terjadi.
Presiden kelima RI itu mengaku mengetahui betul permasalahan tersebut. Sebab, Megawati pernah lama berada di DPR, khususnya komisi yang menangani soal kehutanan.
“Saya hampir 15 tahun di Komisi IV, jadi saya tahu masih ada kendala-kendala yang harus dihadapi, seperti land clearing,” kata Megawati, saat di Istana Kepresidenan Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (7/8/2016).
Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengatakan, land clearing atau pembersihan lahan kerap menjadi kendala utama, terutama karena memerlukan banyak dana.
Oleh karena itu, banyak yang lebih memilih membakar lahan agar biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan lahan tidak membengkak.
Dia menganggap cara itu tidak menyalahi aturan, asalkan dilakukan dengan benar dan pihak yang melakukan land clearing mewaspadai jika api menjalar luas.
“Tapi karena arah angin dan sebagainya, sehingga kebakaran bisa bertambah besar,” kata dia.
Menurut Mega, harus ada soliditas yang terbangun antara pihak-pihak yang kompeten untuk menekan angka kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
“Kan sebenarnya kita bisa tahu dari BMKG jauh hari sudah diperingatkan bahwa kemungkinan akan ada arah angin dan sebagainya,” kata Mega.
Selain optimalisasi peran institusi-institusi pemerintahan, Megawati juga memperingatkan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki area di wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan tinggi agar lebih peduli serta meminimalisasi dampak pembakaran lahan.
“Memang ada mereka (perusahaan) yang agak nakal,” kata Megawati.
Tahun ini, kebakaran lahan atau hutan telah terjadi di sejumlah daerah di Pulau Sumatera. Satuan Tugas Kebakaran Hutan telah menangkap orang yang ketahuan telah membakar lahan tersebut. (kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS