SURABAYA – Eri Irawan, Koordinator Divisi Komunikasi Strategis Tim Pemenangan Eri-Armuji mengatakan, jika diklasifikasikan ada 5 agenda transformasi yang selama ini telah dijalankan Eri Cahyadi dan Armuji, dan kedepannya akan terus diperkuat.
Berikut 5 Agenda penguat pasangan calon (paslon) di Pilwali Surabaya 2024 yang mendapatkan nomor urut 1 tersebut:
1. Agenda transformasi di bidang penguatan ekonomi rakyat.
2. Agenda transformasi di bidang penguatan sumber daya manusia.
3. Agenda transformasi di bidang infrastruktur dan konektivitas.
4. Agenda transformasi bidang reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
5. Agenda transformasi di bidang kehidupan sosial dan budaya.
Eri Irawan kepada media mengungkapkan, sebagai contoh pada agenda transformasi di bidang infrastruktur dan konektivitas.
Yakni bagaimana upaya Eri Cahyadi dan Armuji saat memimpin Surabaya dalam beberapa tahun begitu fokus pada pengaturan sistem dehidrasi untuk mempercepat upaya mengatasi banjir.
“Alhamdulillah sekarang lama pengumpulan, kemudian luasan pengumpulan di Surabaya sudah semakin susut dibandingkan sebelumnya. Ini menunjukkan bagaimana efektivitas kinerja mereka dalam mengatasi banjir dengan melakukan penataan sistem drainase. Sekarang sudah semakin terintegrasi sehingga aliran air bisa lebih cepat untuk mengurangi luasan maupun lamanya genangan,” papar Eri Irawan, dilansir dari RRI, Sabtu (28/9/2024)
Aggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya juga menjelaskan di agenda transformasi bidang SDM, bagaimana Eri Cahyadi dan Armuji dalam beberapa tahun terakhir terus memperkuat program pendidikan SD dan SMP Negeri gratis. Juga beasiswa diberikan kepada puluhan ribu anak Surabaya yang sedang bersekolah di SMA maupun SMK serta yang sedang melanjutkan kuliah.
“Kemudian juga ada perlengkapan sekolah gratis yang telah dinikmati lebih dari 200.000 anak di Kota Surabaya. Jadi anak-anak tidak hanya gratis dari sisi pendidikannya tetapi juga diberi seragam, diberi perlengkapan sekolah lainnya seperti tas, sepatu, dan sebagainya sehingga anak bisa lebih mudah mengakses pendidikan. Orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya besar dalam mengakses pendidikan,” bebernya.
Eri menyebut, hal ini adalah bagian dari komitmen mereka berdua untuk bagaimana ke depan anak-anak Kota Surabaya ini tidak hanya menjadi bagian dari penonton dalam pembangunan di Kota Pahlawan.
Tapi juga menjadi subjek pembangunan yang bisa berdaya, mandiri dan kompetitif yang bukan hanya dengan SDM antar kota tetapi juga dengan SDM di tingkat global.
Kemudian tentang kesehatan bagaimana dalam beberapa tahun terakhir telah mampu mewujudkan program jaminan kesehatan semesta. Jaminan mereka yang ber-KTP Surabaya bisa gratis berobat di Surabaya.
Pada akhir tahun nanti juga akan dioperasionalkan Rumah Sakit Surabaya Timur untuk melayani masyarakat Surabaya di wilayah timur.
“Akhir tahun ini Pemerintah Kota Surabaya akan memiliki tiga rumah sakit. Yang pertama adalah Rumah Sakit Bedah, Rumah Sakit Soewandhie dan kemudian Rumah Sakit Surabaya Timur. Mulai tahun depan pak Eri Cahyadi juga akan memulai pembangunan rumah sakit Surabaya Selatan yang proses kajiannya sudah dirampungkan oleh beliau sehingga nanti akan ada empat rumah sakit milik Pemkot Surabaya yang bisa melayani masyarakat secara lebih merata,” ujarnya.
Hal ini juga bagian dari mendekatkan layanan kesehatan, mendekatkan berbagai layanan publik ke masyarakat sehingga konsep kompleksitas yang sekarang digunakan Eri Cahyadi agar bagaimana orang tidak perlu jauh dalam mengakses layanan.
“Misalnya satu warga mau ke layanan kesehatan dia lebih dekat, mau ke layanan publik lebih dekat, mau mengurus administrasi kependudukan lebih dekat, mau mengurus apapun lebih dekat, termasuk dengan adanya gerakan atau program jemput bola di balai-balai RW,” terang Eri Irawan.
“Sekarang secara berkala beberapa hari sekali ada pelayanan publik yang hadir di Balai RW. Orang tidak perlu ke kelurahan, orang tidak perlu ke kecamatan, orang tidak perlu ke mall pelayanan publik yang ada di Siola. Cukup di balai RW orang bisa mengurus berbagai pelayanan publik. Termasuk sudah ada program satu tenaga kesehatan satu RW,” sambungnya.
Warga RW bisa berkonsultasi, bisa memeriksakan awal terkait masalah kesehatan, gizi maupun masalah kesehatan lainnya di Balai RW tanpa harus orang datang ke Puskesmas maupun rumah sakit.
“Tetapi dalam kondisi tertentu ada beberapa layanan yang tetap mengharuskan orang untuk datang ke Puskesmas maupun ke rumah sakit. Tapi ini menjadi komitmen bagaimana pelayanan kesehatan hadir lebih dekat, pelayanan publik hadir lebih dekat, pelayanan pendidikan hadir lebih dekat ke warga,” pungkasnya. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS