JAKARTA – Sejumlah isu Pilpres 2019 dijabarkan lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melalui hasil survei yang dirilis Kamis (6/12/2018), Khususnya yang mampu melambungkan elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres.
Survei yang mengikutsertakan 1.200 responden itu mengungkap bahwa ada tiga isu Pilpres 2019 yang bersumber dari Prabowo-Sandiaga Uno namun justru memberi efek elektoral positif bagi Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Yang paling tinggi adalah isu hoaks Ratna Sarumpaet, sebanyak 65 persen responden mengatakan isu tersebut membuat dirinya memilih Jokowi-Ma’ruf, sementara hanya 8 persen yang mengatakan akan memilih Prabowo-Sandi karena isu itu,” ungkap Peneliti Senior Denny JA, Rully Akbar di Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.
Lalu yang kedua isu tampang Boyolali yang diucapkan Prabowo pun membuat 55 persen responden memilih Jokowi sementara hanya 35 persen yang memilih Prabowo.
“Dan isu ketiga yang berasal dari Prabowo-Sandi tapi menguntungkan Jokowi adalah isu Sandiaga melompati makam yang membuat 51 persen responden memilih Jokowi dan 40 persen saja yang membuatnya memilih Prabowo,” imbuhnya.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin akan menggelar pelatihan untuk menyikapi hasil survei LSI Denny JA.
Dalam survei tersebut dinyatakan pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma’ruf belum maksimal mengampanyekan program kerja.
“Ya kami dorong, kami respons itu sebentar lagi kami akan mengadakan workshop nasional dan akan mempertajam agar tanggung jawab tim kampanye, juru bicara agar mengedepankan program, mengedepankan rekam jejak,” kata Hasto.

Namun demikian, kata Hasto, sejauh ini Jokowi yang merupakan capres petahana telah merespons keluhan masyarakat dengan berbagai program. Dia mencontohkan keluhan masyarakat Sukabumi lantaran waktu tempuh menuju Jakarta yang lama.
Hasto mengatakan Jokowi lantas menjawab keluhan masyarakat Sukabumi dengan membangun Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). “Jadi ini model responsif yang turun ke bawah,” lanjut Hasto.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) Rully Akbar menuturkan bahwa selama dua bulan masa kampanye, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin belum mengkampanyekan program secara maksimal.
Pasalnya seluruh program yang ditawarkan, tidak ada satupun yang menjadi pembicaraan dan ramai diberitakan media massa.
“Dalam dua bulan masa kampanye, program-program belum maksimal dikampanyekan. Buktinya tak ada satupun progran yang terbaca dalam media monitoring,” ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, kemarin.
Berdasarkan hasil survei LSI pada 10 hingga 19 November 2018, terdapat enam program pasangan Jokowi-Ma’ruf yang telah diketahui oleh masyarakat. Rata-rata di atas 50 persen responden mengetahui ke-enam program Jokowi-Ma’ruf.
Ke-enam program tersebut adalah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, beras sejahtera, Program Keluarga Harapan, pembangunan infrastruktur dan pembagian sertifikat tanah.
Namun keenam program tersebut tidak masuk dalam 10 daftar teratas yang ramai diberitakan media maupun dibicarakan di media sosial. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS