SURABAYA – Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah mengatakan, pihaknya punya catatan khusus terkait persiapan sekolah menjelang dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Pahlawan.
Catatan itu diperoleh setelah komisinya mengadakan sidak ke beberapa sekolah, Rabu (1/9/2021). Di antaranya ke SMPN 6 dan SMP GIKI 2 Surabaya.
Menurut Khusnul, catatan Komisi D diantaranya adalah, sekolah harus melakukan uji coba sebelum PTM yang rencananya dimulai pada 6 September 2021.
Uji coba ini, sebutnya, sangat penting, karena akan diketahui mana-mana yang harus diperbaiki.
Selain itu juga akan diketahui pula kesiapan para tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang kurang. “Jika ada kekurangan masih ada waktu untuk diperbaiki,” katanya.
Yang juga perlu diperhatikan, lanjut anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, adalah soal vaksinasi. Semua tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah, kata dia, harus sudah divaksin.
“Begitu pula dengan para siswanya, berapa yang sudah divaksin. Sekolah harus mengetahuinya,” papar Khusnul.
Selain itu, sekolah-sekolah harus dilakukan asesmen ulang oleh dinas pendidikan. Tujuannya untuk memastikan infrastruktur atau sarana dan prasarana protokol kesehatan (prokes) sudah siap atau belum.
Meski sebelumnya pada Desember 2020 lalu sudah dilakukan asesmen, sebutnya, harus tetap dilakukan asesmen ulang.

Catatan berikutnya, adalah terkait antar dan jemput siswa. Dalam SOP (standar operasional prosedur), siswa harus dijemput orang tua secara tepat waktu. Tujuannya agar tidak terjadi kerumuman setelah PTM usai.
Namun yang perlu dipikirkan, tambah Khusnul, adalah bagaimana dengan siswa yang kedua orang tuanya bekerja. Tentu mereka tidak bisa menjemput.
“Mungkin saat berangkat sekolah bisa karena berbarengan dengan berangkat kerja. Tapi saat pulang kan tidak bisa karena mereka masih bekerja,” urainya.
Dia berharap jangan sampai PTM ini terkesan hanya untuk siswa yang berasal dari kalangan orang mampu. Karena orang tuanya bisa menjemput anaknya, atau dijemput oleh sopirnya secara tepat waktu.
Oleh karena itu, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini minta dinas pendidikan untuk mengkaji soal SOP ini.
Seperti apakah boleh siswa dijemput dengan ojek online, atau siswa berangkat dan pulang dengan naik sepeda karena memang rumahnya dekat.
Sementara itu, saat sidak sekolah, imbuh Khusnul, pihaknya mendapat kesan, para siswa yang selama pandemi Covid-19 ini belajar secara daring, ingin sekali bisa belajar langsung di sekolah.
“Ketika sidak itu saya sempat ikut gabung dalam zoom bertemu siswa saat daring. Saya merasakan bagaimana para siswa ini rindu sekali ingin sekolah,” bebernya.
“Hampir dua tahun mereka tidak sekolah secara tatap muka. Jadi wajar jika mereka ingin sekali PTM segera digelar,” tambah Khusnul. (red)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS