SIDOARJO – Anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia menjadi keynote speaker dalam acara sosialisasi gerakan nasional non tunai di Rumah Makan Koki Kita, Bungurasih, Kecamatan Waru, Selasa (14/12/2021). Dalam acara itu terungkap, target pengguna QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) tahun ini dipastikan terlampaui.
Di sela rehat siang pembahasan anggaran dengan mitra komisi XI di Jakarta, Indah Kurnia menyempatkan hadir secara virtual dalam sosialisasi yang dilaksanakan perpaduan antara daring dan tatap muka.
Indah Kurnia menjelaskan, QRIS sebagai salah satu metode pembayaran non tunai adalah inovasi dari Bank Indonesia yang diluncurkan 7 tahun lalu. QRIS dihadirkan sebagai respon akan perubahan zaman yang serba digital. Ponsel pintar menjadi sarana dalam pemenuhan berbagai kebutuhan manusia di zaman yang serba cepat.
Dari soal kebutuhan mencari makan, belanja kebutuhan rumah tangga, dan berbagai transaksi lainnya tanpa harus ada pertemuan langsung antara pembeli dan pedagang, antara konsumen dan produsen. Bahkan bisa dilakukan dari mana pun dan kapan pun.
“Ini memang budaya masa kini. Bahkan saya melihat, sudah banyak pedagang rombong (lapak) yang juga menyediakan fasilitas QR code scanner, termasuk QRIS. Artinya apa, QRIS sudah banyak digunakan, sudah merakyat,” terang Indah Kurnia, wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini.
13 Juta Pengguna dari target 12 Juta
Narasumber dari Bank Indonesia, Defrialdy Bramasta, pada kesempatan itu menjelaskan berbagai manfaat dari QRIS. “Dengan QRIS, semua jadi cemumudah; cepat, mudah, murah, aman dan handal,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Bram ini menambahkan, merchant atau penjual produk maupun jasa yang menggunakan QRIS hingga akhir November tahun ini tercatat sebanyak 13 juta pengguna.
“Target kita tahun ini 12 juta,” kata Bram, Pelaksana Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur.
Simulasi QRIS
Peserta sosialisasi di lokasi tatap muka, yakni puluhan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Kecamatan Taman. Sementara peserta yang terhubung secara daring sekira 125 orang. Mereka para pelaku usaha mikro kecil dan menengah dari berbagai kecamatan di Sidoarjo dan Surabaya.
Di tempat sosialisasi, peserta tidak hanya mendengarkan penjelasan dari narasumber secara daring. Peserta juga simulasi atau praktik langsung perihal cara pembayaran menggunakan QRIS.
“Banyak kejadian, pedagang sudah menyediakan code scanner. Repotnya, pembelinya tidak tahu cara menggunakan QRIS. Maka, mari kita praktik langsung bagaimana cara menggunakan QRIS dari handphone,” kata pembawa acara, Ade Kuntho dari Rumah Aspirasi Indah Kurnia membuka simulasi.
Dedi, salah seorang pelaku usaha kacamata, lantas maju di hadapan para peserta. Sembari membawa sejumlah kacamata, ia juga menenteng kode barcode QRIS. Salah seorang peserta berperan sebagai pembeli, lantas membeli salah satu produk kacamata.
Untuk pembayaran, pembeli membuka ponselnya. Kemudian membuka menu aplikasi mobile banking. “Dari situ, tinggal buka QR code QRIS, lalu scanning, memasukkan nominal sesuai harga kacamata, selesai,” katanya. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS