NGANJUK – Menjalani jeda masa persidangan (reses) DPRD Jawa Timur selama sepekan ini, 29 Mei sampai 5 Juni 2022, wakil rakyat dari PDI Perjuangan Ida Bagus Nugroho menggelar pertemuan dengan konstituen di Desa Tembarak Kecamatan Kertosono.
Pertemuan dalam rangka menyerap aspirasi rakyat tersebut dilaksanakan oleh Ida Bagus Nugroho pada Rabu (1/6/2022). Acara dihadiri sedikitnya 150 orang tokoh masyarakat, pengurus PAC dan perwakilan Pengurus Ranting (PR) dari 3 kecamatan. Yakni, Kecamatan Kertosono, Prambon dan Ngronggot. Turut mendampingi Ida Bagus, yakni anggota DPRD Nganjuk, M Andika Argameru.
Berbagai usulan disampaikan warga kepada Ida Bagus Nugroho saat sesi tanya jawab. Purwanto, warga Kertosono, misalnya. Ia mengeluhkan bahwa Kertosono telah kehilangan 3 hal. Pertama, terminal yang sempat berpindah tempat hingga 3 kali. Kedua, jembatan Kertosono lama yang mangkrak. Dan ketiga adalah pasar.
“Ketiga hal vital ini hilang dari Kertosono,” katanya. Purwanto pun meminta agar ketiga hal ini di wujudkan satu–persatu. “Tentu dengan mempertimbangkan skala prioritas,” imbuhnya.
Peserta lainnya, petani asal Desa Barak mengeluhkan soal pupuk. Menurut dia, setiap musim selalu langka. Tidak itu saja, pupuk ZA juga seperti menghilang dari pasaran.
“Saya tidak mengeluh kepada siapapun soal ini. Saya hanya mengeluh kepada Pak Ida Bagus. Saya ingin nasib petani diperhatikan, dan pupuk harus dipenuhi,” katanya.
Ida Bagus Nugroho lantas memberikan penjelasan atas berbagai usulan dari hadirin. Pihaknya akan mengawal secara langsung aspirasi dari warga terkait bidang tugas yang menjadi kewenangannya di Komisi E DPRD Jatim, seperti bidang kesejahteraan rakyat, Kesehatan, ketenagakerjaan dan sebagaianya.
Terkait aspirasi perihal terminal, jembatan, hingga pasar, yang masuk pada bidang infrastruktur, Ida Bagus tetap akan menampungnya. Untuk kemudian, mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait seperti pemkab maupun pemerintah pusat melalui Anggota Fraksi PDI Perjuangan di legislatif tingkat kabupaten maupun kota.
“Karena seperti terminal maupun pasar, tidak saja karena kebutuhan anggaran yang besar, juga menyangkut aspek-aspek lainnya,” katanya. (endyk/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS