NGAWI – Kabupaten Ngawi memasuki usia ke-667 tahun. Momen hari jadi ini dijadikan tonggak untuk menegaskan komitmen sebagai daerah penyangga pangan nasional sekaligus kawasan yang terus berkembang secara industri.
Hal itu disampaikan Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, usai memimpin upacara peringatan Hari Jadi Ngawi di halaman Pendopo Wedya Graha, Senin (7/7/2025).
Menurut Bupati Ony, peringatan ini bukan hanya seremonial semata, namun menjadi momentum penyadaran kolektif seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga peran Ngawi sebagai daerah lumbung pangan. Di sisi lain, ia mencermati pertumbuhan sektor industri yang juga semakin menggeliat.
“Kami ingin Kabupaten Ngawi dalam lima tahun ke depan tetap menjadi daerah penyangga pangan nasional, diikuti dengan iklim investasi yang semakin baik dan penciptaan lapangan pekerjaan yang luas,” ujarnya.
Bupati yang juga kader PDI Perjuangan itu menegaskan, tujuan tersebut hanya bisa tercapai apabila seluruh elemen masyarakat bergerak bersama. Sinergi, kolaborasi, dan partisipasi publik menjadi kunci dalam menyatukan kekuatan antara pertanian dan industrialisasi.
“Jika kita bergerak bersama-sama, insya Allah apa yang menjadi harapan ini akan diijabah oleh Allah SWT,” tambahnya.

Ony menggambarkan pertanian dan industri sebagai dua sisi mata uang yang perlu dijembatani dengan bijak. Menurutnya, kedua sektor ini harus saling menguatkan agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
“Dua hal ini harus saling support, agar iklim pertumbuhan ekonomi di Ngawi semakin hari semakin baik,” tegasnya.
Peringatan Hari Jadi Ngawi tahun ini juga ditandai dengan langkah simbolis yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Tidak lagi menggunakan karangan bunga sebagai bentuk ucapan, berbagai instansi dan elemen masyarakat memilih memberikan bibit tanaman sebagai simbol dukungan.
Jenis tanaman yang diberikan pun beragam, mulai dari bibit buah hingga pohon keras, sebagai bentuk komitmen pelestarian alam dan penguatan sumber daya air.
Bupati Ony menjelaskan, upaya pelestarian alam, khususnya di wilayah hulu seperti lereng Gunung Lawu Utara yang menjadi pusat sumber mata air Ngawi, harus menjadi perhatian bersama. Mengingat sebagian besar lahan pertanian kini mulai menggunakan sistem pengairan sumur dalam.
“Sumber mata air utama kita berada di lereng Lawu Utara. Maka dari itu, kami ingin terus konsisten menjaga kelestarian air dengan menanam pohon. Ini bagian dari upaya untuk memastikan pertanian kita bisa berkelanjutan,” pungkasnya. (and/hs)